Khamis, 25 November 2010

BELAJAR DARI LIMA JARI TANGAN

"Sesungguhnya dalam penciptan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran ALLAH) bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat ALLAH sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), "Ya Rabbana, tidaklah Engkau Menciptakan semua ini sia-sia; Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka""

Pelajaran ini ALLAH Berikan melalui salah seorang ustadz dalam suatu daerah….

Coba lihat kedua tangan kita. Bersyukurlah ketika kita masih memilikinya. Coba lihat kelima jari di masing-masing tangan kita. Bersyukurlah ketika kita masih memilikinya.

Tahukah sahabat, ternyata kelima jari itu mengandung banyak hikmah yang bisa menjadi suatu pelajaran yang sangat berharga.

Jempol atau ibu jari, mewakili POTENSI. Biasanya kita mengacungkan jempol sebagai tanda untuk menilai suatu kelebihan, kebaikan, kecakapan, atau hal lain yang dianggap pantas ‘diacungi jempol’. Ibu jari ini mengingatkan kita betapa pentingnya mengembangkan potensi di dalam diri kita. Teruslah memperbaiki dan mengembangkan diri sehingga kita memiliki potensi yang bermanfaat bagi umat dan pantas ‘diacungi jempol’.

Jari telunjuk, mewakili ARAH. Biasanya kita menggunakan telunjuk untuk menunjukkan suatu arah. Begitupun dalam hidup kita, telunjuk mengingatkan kita untuk selalu memiliki arah, visi, tujuan yang ingin kita capai. Tentukan tujuan hidup kita. Visualisasikan mimpi yang ingin kita gapai dengan jelas. Fokuslah pada arah atau tujuan hidup kita.

Jari tengah, mewakili KESEIMBANGAN. Jari tengah ini merupakan jari yang berada di tengah dan memiliki tugas untuk menyeimbangkan kedua jari yang berada di sebelah kanan dan kirinya. Jari tengah mengingatkan kita untuk selalu menjaga keseimbangan dalam hidup. Keseimbangan antara jasad, akal, dan ruh. Keseimbangan antara makanan, minuman, dan udara. Keseimbangan antara tugas kita sebagai abid dan sebagai khalifah. Keseimbangan antara belajar dan beramal. Keseimbangan antara takut dan harap. Keseimbangan antara dunia dan akhirat.

Jari manis, mewakili RELASI. Entah darimana asalnya mengapa jari ini disebut jari manis. Mungkin karena jari ini menjadi salah satu bagian tubuh yang digunakan untuk memasangkan simbol sebuah relasi, seperti pernikahan. Jari manis mengingatkan kita untuk selalu menjaga silaturahim dengan orang-orang di sekitar kita. Perbanyaklah silaturahim, jagalah silaturahim, sambunglah kembali silaturahim.

Jari kelingking, mewakili KEHATI-HATIAN. Mungkin karena jari ini berukuran paling kecil di antara keempat jari lain, maka jari ini terkadang sering diabaikan. Padahal tidak ada hal sekecil apapun yang sia-sia. Jari kelingking mengingatkan kita untuk selalu berhati-hati terhadap sesuatu yang kita anggap remeh. Bisa jadi hal yang kecil menjadi suatu masalah yang besar bila kita kurang hati-hati dalam bersikap. Bukankah taqwa itu seperti berjalan di atas jalan berduri. Berhati-hatilah dalam melangkah…

Subhanallah banyak sinergitas yang bisa kita dapat ketika kelima jari ini kita gabungkan. Coba gabungkan kelima jari kita. Kepalkan di udara lalu berteriaklah, SEMANGAT !!!

Ya RABB, sungguh Engkau tidak Menciptakan ini dengan sia-sia…

HIKMAH DI SEBALIK 7 AYAT DALAM AL FATEHAH

Al Fatehah ada tujuh ayat. Kalau kita lihat, tujuh ayat dalam Al Fatehah itu dirangkapkan dua ayat, dua ayat. Ia seolah-olah berbentuk sajak. Hujungnya disamakan iaitu sama ada huruf mim atau huruf nun di akhir setiap ayat. Ada ayat yang berakhir dengan 'mim' dan ada ayat yang akhirnya dengan 'nun'. Ayatnya seolah-olah bahagian akhirnya dipasang-pasangkan.

Sebenarnya dalam jumlah ayat Al Fatehah yang tujuh ini, ada hikmah yang besar. Secara isyarat, ia ada hubungan dengan manusia dan dengan ciptaan Tuhan. Antaranya ialah:

1. Tujuh ayat menggambarkan tujuh hari dalam seminggu

Dalam tujuh hari itulah sama ada manusia hendak jadi jahat atau jadi baik, dapat rahmat atau dapat laknat, dapat bahagia atau celaka, jadi kafir atau jadi mukmin, kaya atau susah, sakit atau sihat. Apakah ada hari yang lain selain daripada tujuh hari itu (yakni Ahad hingga Sabtu)? Tentu tidak. Ertinya dalam masa seminggu, kalau seseorang itu benar-benar menghayati Al Quran; yang intipatinya ada dalam tujuh ayat Fatehah itu, sehingga ia benar-benar berperanan dalam hidupnya, maka dalam seminggu itu dia boleh selamat. Kalau Fatehah tidak berperanan pada dirinya dalam seminggu, maka akan kena laknatlah dia. Huru-hara, haru-biru dan celakalah hidupnya.

2. Tujuh ayat berkait dengan tujuh anggota badan

Dalam seminggu itu sama ada manusia jadi baik atau buruk, ditentukan oleh anggota yang tujuh. Sebab itu dalam sembahyang; yang mana sembahyang itu adalah rukun Islam yang kedua; kesemua tujuh anggota ini terlibat atau digunakan. Kalau agama lain, mereka menyembah Tuhan tidak melibatkan semua anggota. Sebaliknya dalam ajaran Islam, semua anggota terlibat untuk tunduk dan patuh kepada Tuhan.

Ketujuh-tujuh anggota itu ialah:

a. Kepala - ini termasuklah anggota-anggota yang ada di kepala seperti mata, mulut, telinga, lidah dan lain-lain. Kegunaan kepala pula ada bermacam-macam jenis.b. Dua tangan - ia juga banyak peranannya. Ia boleh berbuat baik atau berbuat jahat, boleh bunuh orang, boleh selamatkan atau celakakan orang.c. Kedua-dua lututd. Kedua-dua tapak kaki

Dalam sembahyang, anggota-anggota sujud itu merupakan tujuh anggota penting tubuh manusia. Semuanya terlibat dalam solat. Dalam doa Iftitah kita menyebut, "Hidupku dan matiku adalah untuk Allah." Ertinya semua anggota yang penting dalam diri kita ini secara tidak langsung sudah kita ikrarkan bahawa kita serahkan pada Allah. Ertinya kita akan menggunakannya ke jalan Allah sebagaimana yang Allah kehendaki. Oleh itu kalau kita sedari dan hayati, apa yang disebut dalam bacaan melibatkan juga anggota dalam perbuatan.

3. Tujuh ayat berkait dengan tujuh Neraka dan tujuh Syurga

Al Fatehah ada tujuh ayat. Kalau intipati Quran dapat dihayati atau tidak dapat dihayati, itu yang akan menentukan nasib seseorang nanti sama ada Neraka yang tujuh atau Syurga yang tujuh. Semua ditentukan oleh intipati Al Fatehah. Kalau Al Fatehah berperanan dalam hidupnya, dia akan dapat salah satu dari tujuh peringkat Syurga. Kalau tidak dapat dihayati dan tidak dapat dijadikan amalan hidup, dia akan masuk salah satu dari tujuh peringkat Neraka.

4. Tujuh ayat itu juga menggambarkan di dunia ini ada tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumiDi langit ada macam-macam makhluk Tuhan yang ada hubungan dengan kehidupan manusia. Demikian juga dengan tujuh lapis bumi yang ada hubungan dengan kehidupan manusia. Ramai ahli sains yang membuat kajian sudah mengesahkannya tetapi ia setakat hubungan yang lahir.

Sebenarnya ia bukan sekadar hubungan yang lahir sahaja. Manusia bukan hanya berhubung dengan matahari, bulan dan bintang sahaja. Tidak juga hanya berhubungan dengan isi bumi, lautan, hutan, binatang, tanaman dan seumpamanya. Bahkan manusia juga berhubung rapat dengan makhluk yang ghaib seperti malaikat.

Malaikat juga menentukan hidup manusia. Kenapa? Sebab ia juga tumpang mendoakan manusia pada Tuhan dan ia juga boleh tumpang melaknat manusia. Tetapi hal yang ghaib ini ahli sains tidak dapat kesan. Mereka hanya mampu kesan yang lahir seperti hubungan matahari dengan manusia, hubungan bulan, pasang surut air laut, bintang-bintang dengan kehidupan manusia. Tentang malaikat, mereka tidak tahu.Padahal malaikat ikut campur tangan dalam menentukan keselamatan manusia. Mereka juga mendoakan dan memberi berkat dengan izin Tuhan. Mereka juga melaknat manusia dengan izin Tuhan kerana kederhakaan manusia. Perkara yang ghaib ini ahli rohani sahaja yang boleh kesan tetapi saintis tidak boleh kesan.

Selain malaikat, jin-jin juga ada hubungan dengan hidup manusia. Ini tidak dapat dikesan oleh ahli sains, tetapi boleh dikesan oleh ahli-ahli rohani. Apa maksud jin-jin juga terlibat? Jin itu hidupnya ditumpangkan dengan manusia. Dia bergaul dengan manusia. Oleh sebab itu, apa bahasa manusia itulah bahasa jin. Kalau di Malaysia menggunakan bahasa Melayu, jin pun bercakap dalam bahasa Melayu. Di Indonesia, jin bercakap bahasa Indonesia. Kalaulah di Malaysia ada jin yang berbahasa Indonesia, bermakna jin itu berasal dari Indonesia. Jin di negara Arab berbahasa Arab. Jadi jin tumpang bahasa manusia itu untuk menunjukkan manusia lebih mulia dari jin.

Selain itu, jin juga tumpang belajar dengan manusia. Firman Allah di dalam Al Quran:Maksudnya: "Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Al Quran, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan (nya) lalu mereka berkata, 'Diamlah kamu (untuk mendengarkannya) .' Ketika pembacaan itu selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan." (Al Ahqaf: 29)

Mujurlah kita tidak nampak jin sebab kita tidak akan sanggup hendak melihatnya. Begitu juga soal makan. Jin kafir makan tulang-tulang haiwan yang disembelih oleh orang kafir. Jin Islam pula tumpang makan tulang-tulang binatang yang disembelih oleh orang Islam. Oleh sebab itu berhati-hatilah apabila membuang tulang. Buanglah pada tempatnya. Kalau tulang-tulang itu dibiarkan bersepah, jika ada jin yang datang untuk makan lalu terlanggar anak kita maka akan timbul masalah.

5. Tujuh ayat ini kalau kita jadikan panduan, ia boleh didik nafsu kita yang tujuh peringkat.Inilah hikmah terpenting dari jumlah ayat Al Fatehah yang tujuh itu. Makin kita hayati, makin kita dapat mendidik diri dan nafsu kita. Bila dikategorikan, nafsu manusia ada tujuh peringkat iaitu:i. Nafsu ammarahii. Nafsu lawwamahiii. Nafsu mulhamahiv. Nafsu mutmainnahv. Nafsu radhiahvi. Nafsu mardhiahvii. Nafsu kamilah

Isi Al Quran itu terkandung dalam Al Fatehah yang terdiri dari tujuh ayat. Nafsu ada tujuh peringkat dan ayat Al Fatehah juga ada tujuh. Itu bukan kebetulan. Hikmahnya adalah, kalau Al Fatehah ini dihayati, nafsu boleh menjadi baik. Nafsu itulah yang menentukan celaka atau bahagia, patuh atau tidak patuhnya kita pada Tuhan. Paling-paling lemah, Al Fatehah atau isi Al Quran ini dapat mendidik nafsu sampai ke peringkat mulhamah. Walaupun nafsu mulhamah ini masih belum mantap, masih goyang tapi itu pun dikira sudah baik. Itulah nafsu orang soleh. Manakala mutmainnah pula, ia peringkat nafsu yang sudah istiqamah, sudah tetap serta tidak mudah goyang.

Di sini juga dapat kita faham bahawa manusia akan bermula dengan nafsu yang paling jahat kepada nafsu yang paling baik kalau dia benar-benar mengendalikan nafsunya itu. Kalaulah manusia menghabiskan banyak masanya untuk mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan nafsu dan mempraktikkannya, sesungguhnya manusia akan mampu meningkatkan dirinya dari tahap ke tahap. Dia akan dapat meningkatkan dirinya daripada bernafsu ammarah kepada lawwamah, mulhamah, mutmainnah dan paling tinggi akan sampai kepada mardhiah. Namun ada di kalangan manusia yang mampu sampai kepada nafsu kamilah; nafsu yang paling atas; iaitu para nabi dan rasul. Manusia biasa boleh menjangkau sampai nafsu mardhiah sahaja kalau dia sangat berusaha mengendalikan nafsunya.

Cara untuk kita mengendalikan nafsu hingga sampai ke taraf malaikat, itu semua mesti dirujuk kepada Al Quran. Ia tidak boleh dirujuk kepada ilmu jenis lain. Siapa yang boleh menguasai Al Quran sepenuhnya dan mempraktikkan Al Quran terhadap nafsunya, maka dia akan merasai bagaimana dia merangkak beralih dari satu tahap ke satu tahap. Hebatnya Allah kerana menciptakan dalam diri manusia, satu nafsu yang tidak boleh dilihat tetapi memang berperanan. Kalau manusia mahu, dia boleh mentadbir nafsunya itu. Tetapi untuk itu ianya mesti dirujuk kepada Al Quran.

Ayat Al Quran itu terlalu banyak, namun Allah yang Maha Bijak telah meminta kita memberi tumpuan kepada tujuh ayat sahaja. Kalau kita boleh mengambil tujuh ayat ini untuk kita kuasai segala kekuatan yang ada di dalamnya maka kita akan boleh mengendalikan nafsu kita. Yang sebenarnya kalau kita boleh kuasai tujuh ayat itu, kita boleh sampai ke peringkat ketujuh, yang mana nafsu itu boleh kita tadbir dan kuasai. Nabi-nabi boleh melakukannya hingga mereka sampai peringkat ketujuh itu.

Allah yang menciptakan nafsu itu tujuh peringkat, tahu untuk memadankannya dengan tujuh ayat dari surah Al Fatehah itu. Allah SWT menetapkan kekuatan tujuh ayat Al Fatehah itu boleh mengendalikan tujuh peringkat nafsu itu walaupun sifatnya tidak sama. Namun kita seperti diberi amaran bahawa kebanyakan manusia tidak akan mampu untuk mengambil seluruh kekuatan Al Fatehah itu untuk memerangi nafsu sehingga peringkat tertinggi melainkan setakat mulhamah atau paling tinggi mutmainnah.

Maha Besar Tuhan yang mampu mencipta tujuh ayat yang dengan kekuatannya mampu berhadapan dengan tujuh peringkat nafsu. Saintis pun tidak pernah boleh mengesan kehadiran nafsu itu tetapi Allah boleh wujudkannya dan Allah berkata bahawa Dia membuatnya sebanyak tujuh jenis. Namun orang rohani yang diberi ilham oleh Allah boleh melihat kekuatan Al Fatehah ini yang dirangkum dalam tujuh ayat. Rupanya walaupun ilmunya ilham tetapi ia bersifat falsafah. Iaitu melihat keajaiban ciptaan Tuhan merangkumkan kekuatan 6,666 ayat itu ke dalam tujuh ayat sahaja yang mana ia boleh dipakai untuk mengendalikan tujuh peringkat nafsu. Ia bukan kebetulan. Seseorang yang dhaif dalam mengambil tujuh ayat ini maka dia akan dhaif dalam mengendalikan tujuh tahap nafsu itu.

Jadi di sini kita sudah nampak kebesaran Fatehah padahal baru memperkatakan kulit atau muqaddimahnya sahaja. Baru di pintu Fatehah, belum masuk ke dalam tetapi sudah nampak besar isinya. Oleh sebab itulah saya lebih suka mengatakan Al Fatehah itu 'Surah Yang Dapat Kemenangan' daripada menamakan ia 'Surah Pembukaan'.

Kalau ulama masyhurkan Al Fatehah itu sebagai Surah Pembukaan kerana ia diletak di depan Al Quran, itu tidak salah tetapi bagi saya elok dimasyhurkan sebagai Surah Kemenangan sebab pengertiannya lebih luas. Ini kerana ia merangkumi semua kehidupan langit dan bumi, yang ghaib dan rohani seperti Syurga, Neraka, nafsu dan lain-lain. Tuhan sendiri dalam menamakan surah ini menggunakan isim fi'il - 'yang telah mendapat kemenangan'. Lebih baik makna ini kita masyhurkan kerana Surah Fatehah itu menentukan seseorang itu mendapat kemenangan atau tidak sama ada di dunia mahupun di Akhirat. Agar dengan itu hidup ini dipandang berat dan tidak disia-siakan. Jangan dianggap semuanya kebetulan. Ia ada hubung kaitnya dengan hidup kita.

Rintihan haTi kecilku ini..




Ya Allah..

Tuhanku yang Maha Agung Maha Penyayang, Maha tahu, Maha Pengampun...

Tuhanku yang satu..

hanya Engkau yang kudambakan dalam hati ini…

tiada yang lain selain Engkau Ya Allah...



Ya Allah…

Aku sering khilaf dalam menelusuri hari..

ampunkanlah dosa-dosaku…

samada yang aku sedari mahupun yang tidak kusedari,

Engkaulah sebaik-baik pengampun ya Allah...

Ampunkanlah daku..



Ya Allah..

Engkau Maha Tahu segala..

Yang kusembunyikan mahupun yang aku zahirkan…

hanya Engkau yang selayaknya aku meletakkan pengharapanku, bukan pada insan...

ya Allah aku datang padaMu..

merintih mengadu hanya padaMu...

dengarilah rintihanku ini ya Allah...



Ya Allah…

Peritnya dirasakan saat tiada siapa di sisi yang dapat membantu..

tapi aku yakin hanya padaMu, Engkaulah Tuhanku..

kuatkanlah hatiku dengan syiar ini,

“Cukuplah hanya Engkau bg kami dan Engkau adalah sebaik-baik penolong dan pelindung”



Ya Allah..

aku merintih merayu padaMu...

dengarilah rintihan hatiku..

aku lemah ya Allah, maka kuatkanlah aku dalam redhaMu...

aku hina ya Allah, muliakanlah aku di sisiMu..

aku miskin ya Allah, kayakanlah aku dalam redhaMu...



Ya Allah ya Tuhanku..

Yang Maha kaseh pada hamba-hambaMu...

berikanlah daku ketenangan abadi..

ketenangan yang hanya bersamaMu..

aku telah memilih langkah untuk bersamaMu selamanya,

sehingga diriku bertemu dgn Mu..

kuatkanlah teguhkanlah langkahku ini, agar aku tetap istiqamah dalam ketaatanku melaluinya...



Ya Allah hanya keredhaanMu yang kudambakan...

hanya cintaMu yang aku idamkan dalam hati ku…

Penuhilah hatiku ini dengan CINTA dan RINDU hanya untukMu dan RasulMu..

ya Allah yang Maha memperkenankan..

Perkenankanlah doaku ini...



Cukuplah hanya Engkau bagiku..

dan Engkaulah sebaik-baik pelindung dan penolong bagiku...

Amin3 ya Rabbal alamin...

Doa cinta



Bingkisan Doa.

Ya Allah… Seandainya telah engkau catatkan… Dia milikku tercipta buatku… Satukanlah hatinya dengan hatiku… Titipkanlah kebahagian antara kami…. agar kemesraan itu abadi… Dan ya Allah… ya tuhanku yang maha mengasihi… Seiringkanlah kami melayari hidup ini… Ketepian yang sejahtera dan abadi…

Tetapi ya Allah… Seandainya telah engkau takdirkan… dia bukan miliku… Bawalah ia jauh dari pandanganku… Luputkanlah ia dari ingatanku… Dan peliharalah aku dari kekecewaan….

Serta ya Allah ya tuhanku yang maha mengerti… Berikanlah aku kekuatan… Melontar bayangannya jauh ke dada langit… Hilang bersama senja nan merah… agar aku bahagia… Walaupun tanpa bersama dengannya…

Dan ya Allah yang tercinta… Gantillah yang telah hilang… Tumbuhkanlah kembali yang telah patah… Walaupun tidak sama dengan dirinya…

Ya Allah ya tuhanku… Pasrahkanlah aku dengan takdirmu… Sesungguhnya apa yang telah engkau takdirkan… Adalah yang terbaik buat ku… kerana Engkau maha mengetahui… Segala yang terbaik buat hamba Mu ini…

Ya Allah… Cukuplah engkau sahaja yang menjadi pemeliharaku… Di dunia dan di akhirat… Dengarlah rintihan dari hamba Mu yang daif ini… Jangan engkau biarkan aku sendirian… Di dunia ini mahupun di akhirat… Menjuruskan aku kearah kemaksiatan dan kemungkaran… Maka kurniakanlah aku seorang pasangan yang beriman… Supaya aku dan dia sama-sama dapat membina kesejahteraan hidup… Ke jalan yang Engkau redhai… dan kurniakanlah padaku keturunan yang soleh….

Amin.. Ya Rabbal A’lamin.

Zikir dan Doa Mententeramkan Jiwa



Salam sejahtera beserta limpah rahmat Ilahi
Diiringi kasih sayang kerana Allah
Khusus buat sahabat sejati!



Segala puji dan puja kita tujukan hanya untuk Allah, Rabb dan Ilah yang berhak dan wajib disembah. Di dalam kekuasaanNya terletak segala daya dan upaya.Tidak ada kekuatan selain dari kekuatanNya. Hanya kepadaNya kita memohon dan bergantung harap. Hanya dengan keizinan dan perkenanNya jua kita masih dipertemukan dalam siri tazkirah(peringatan) yang diharapkan menjadi bekalan sepanjang hayat. Di kesempatan kali ini, mari sama-sama kita meneliti bekalan seterusnya;

Zikir dan Doa Mententeramkan Jiwa

Betapa pun sibuknya aktiviti kehidupan kita setiap hari, jauh di sudut hati kita perlukan saat-saat bersendiri yang tenang. Namun, awas! Usah dibiarkan hati kita kosong dan mengelamun dengan sia-sia. Keadaan sedemikian memberikan ruang untuk syaitan menyelinap memasuki ruang hati membisik dan memperdayakan kita. Sewajarnya kalian sentiasa meletakkan hati dalam keadaan peka terhadap ayat-ayat Allah;

“Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama Allah), zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepadaNya di waktu pagi dan petang”. (QS Al-Ahzab: 41-42)

Mengapakah kita perlu berzikir? Ketahuilah antara faedah berzikir :

1. Diri rasa hampir dengan Allah dan jiwa rasa tenteram,
2. Merasa selamat kerana Allah sentiasa bersama hambaNya yang ingat padaNya,
3. Dengan menyebut salah satu nama dan sifat Allah yang Maha Mulia, meninggalkan
kesan istimewa dalam jiwa dan mendorong kita berusaha menghiasi diri dengan
sifat-sifat yang menepati asma’ Allah,
4. Apabila berzikir, syaitan lari jauh bersama was-was dan prasangka yang
dibawanya,
5. Dengan berzikir kita sentiasa dilimpahi rahmat dan sakinah (ketenangan)

Sekiranya kita terlalai dari berzikir, syaitan akan mendorong kita melakukan maksiat serta berbagaikan kejahatan lain. Sedangkan selagimana kita berzikir, kita dikelilingi malaikat juga di dalam lindungan Allah. Pada hakikatnya, zikir yang kita praktikan tidak sekadar ungkapan di lidah saja, malahan yang utama zikir itu berpusat di hati. Kemudian akan terungkap pada lisan. Seterusnya mengalir pada anggota pancaindera lain secara menyeluruh;

* Lidah akan hanya menyebut perkara yang baik saja.
* Mata hanya akan memandang yang halal dan digalakkan.
* Telinga hanya akan mendengar yang dibolehkan dan diredhai Allah.
* Tangan hanya akan bergerak melakukan kebaikkan.
* Kaki tidak akan bergerak menuju maksiat dan kemungkaran.
* Otak tidak akan memikirkan hal-hal yang diharamkan.
* Hati hanya mengingati Allah dan berazam terus menerus melakukan perkara-
perkara yang diredhai Allah.

Renungkan sedalam-dalamnya... Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang menciptakan kita dengan anugerah berbagai bentuk nikmat meliputi langit dan bumi, Disediakan pula petunjuk ke jalan kebenaran dan keredhaanNya. Wajarkah ada sesuatu yang lain yang lebih utama kita sebut dan ingati dalam setiap detik denyutan nadi kita?

Ketahuilah Allah sentiasa memuji orang-orang yang beriman di dalam firmanNya;

“Iaitu orang-orang yang mengingati Allah sambil berdiri atau duduk atau di dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi lalu berkata: ya Tuhan kami sesungguhnya tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharakanlah kami dari siksa neraka”. (QS Al-Imran:191)

Renungi juga firman Allah dalam surah Ar-Ra’d ayat 28:

“Iaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingati Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah sahajalah hati akan menjadi tenteram”.

Justru itu bersungguh-sungguhlah membiasakan lidah kalian dengan zikrullah dalam apa jua keadaan. Sewaktu kalian makan, minum, memakai pakaian, hendak tidur, bangun tidur, dalam perjalanan maupun ketika berlajar atau bekerja. Elakkan satu saat yang berlalu begitu sahaja tanpa zikrullah. Pastikan setiap saat terisi zikrullah demi memperolehi bekalan taqwa serta rahmat dan keampunan Allah.

Seperkara lagi yang tidak sepatutnya kita lupa dan abaikan ialah keperluan untuk berdoa. Kerelaan hati kita untuk sentiasa berdoa merupakan bukti kesedaran diri kita yang mengakui fakir dan dhaif juga sangat memerlukan kurnia Allah Yang Maha Berkuasa lagi Maha Kaya. Sebaliknya keengganan berdoa menggambarkan kesombongan diri dari pergantungan dan pengharapan kepada Allah. Oleh itu semestinyalah kita sentiasa bersungguh-sungguh dalam memanjatkan doa dengan menyedari segala anugerah dan kekuasaan berada dalam ketentuan Allah. Dengannya kita akan beroleh bekalan berterusan di sepanjang hayat. Salah satu anugerah terbesar dari Allah untuk hamba-hambaNya ialah janjiNya memperkenankan doa , apabila kita berdoa kepadaNya. Ini bertepatan dengan maksud firman Allah dalam surah Al-Mukmin ayat 60;

“Berdoalah kepadaKu, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu akan masuk neraka dalam keadaan hina dina”.

Bagi kita yang sentiasa mengharapkan rahmat Ilahi,Saya doakan agar kalian terus menerus menjaga hubungan hati dengan Allah demi meraih bekalan yang barakah. Setiap diri yang sentiasa berdoa, akan merasai faedah dan kelebihan yang Allah anugerahkan;

* Mendapat ketenangan jiwa, perasaan dan fikiran.
* Tidak mudah menyerah kalah, rasa kecewa dan putus asa.
* Beroleh perisai diri yang mampu menghadapi berbagai tekanan.
* Sentiasa dipermudahkan menghadapi apa jua masalah.
* Menguatkan iman dan tawakkal kepada Allah.
* Dapat memelihara diri dari perbuatan sia-sia dan berdosa.

Perlu juga kita merebut peluang memanjatkan doa pada waktu-waktu yang terbaik untuk berdoa;

* Selepas mengerjakan solat fardhu
* Waktu diantara azan dan iqamah
* Ketika bersujud di dalam solat
* Selepas solat subuh Subuh sebelum matahari terbit
* Waktu tengah malam/ sepertiga malam
* Ketika berpuasa
* Sewaktu bermusafir/ dalam perjalanan
* Pada malam Jumaat dan malam Lailatul Qadar
* Waktu di antara dua khutbah.
* Pada waktu kita teraniaya dan dizalimi

Di samping itu setiap kali berdoa sebaik-baiknya menepati adab-adab berdoa;

* Sebelum berdoa sebaiknya dalam keadaan bersih, berwudhu’ dan mengadap kiblat.
* Memulakan doa dan mengakhirinya dengan memuji Allah SWT dan membaca selawat
untuk Rasulullah s.a.w.
* Hati mesti hadir, khusyuk, tenang dan penuh berharap Allah mengabulkan doa
kita.
* Berdoa dengan suara perlahan dan mengangkat tangan separas hidung. Merapatkan
kedua tapak tangan dan setelah selesai berdoa, menyapukan tapak tangan ke muka.
* Doa permohonan itu sebaik-baiknya diulang-ulang sebut sebanyak tiga kali.

Sesungguhnya zikir dan doa yang diungkapkan sewaktu berseorangan dan sunyi sepi, memberi pengaruh mendalam pada jiwa. Terutama tatkala airmata bercucuran kerana menginsafi kesilapan dan dhaifnya diri di hadapan Allah. Segenap pengharapan memenuhi jiwa memohon limpah hidayah dan rahmat Allah. Keadaan kudus sedemikian membina keyakinan padu serta bekalan yang bermanfaat untuk hari-hari mendatang...

Juga semoga di akhirat nanti kita akan digolongkan di kalangan hamba-hambaNya yang beroleh naungan dari Allah.

Sama-sama kita tangguhkan dengan doa;“Ya Allah kurniakanlah kami lisan yang lembut basah mengingati dan menyebut namaMu. Hati yang penuh segar mensyukuri nikmatMu. Serta badan yang ringan menyempurnakan ketaatan kepada perintahMu.Ya Allah kurniakanlah kami iman yang sempurna, hati yang khusyuk, ilmu yang berguna dan keyakinan yang benar-benar mantap.Ya Allah kurniakalah kami deen (cara hidup) yang jitu dan unggul, selamat dari segala mara bahaya dan petaka.

Kami mohon ya Allah kecukupan yang tidak sampai kami terpaksa meminta jasa orang lain. Berikanlah kami ya Allah , iman yang sebenarnya sehingga kami tidak lagi gentar atau mengharap orang lain selain dari Engkau. Kembangkanlah lembayung rahmatMu kepada kami, keluarga dan anak-anak kami serta sesiapa saja yang bersama-sama kami.

Jangan ya Allah, Engkau biarkan nasib kami ditentukan oleh diri kami sendiri, walau hanya sekelip mata atau kadar masa lebih singkat dari itu.Wahai Tuhan yang paling mudah dan cepat memperkenankan, kabulkanlah doa kami”.

Wassalam. 

Rabu, 24 November 2010

Sifat2 wanita ahli syurga



Siapakah wanita yang menjadi ahli Syurga? Apakah ciri-ciri atau sifat-sifat yang menjadi kunci bagi wanita memasuki syurga?Sebuah hadis Nabi menyatakan:
Daripada Anas, Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang bermaksud:
"Apabila seorang perempuan mendirikan sembahyang lima waktu, berpuasa sebulan (Ramadhan), menjaga kehormatan dan taat kepada suami, dia akan disuruh memasuki syurga melalui mana-mana pintu yang dia sukai." (Hadis Riwayat Ahmad)
Menurut hadis di atas sekurang-kurangnya ia telah menggariskan empat dasar atau sifat utama yang menjadi teras bagi seorang wanita muslimah memasuki syurga, iaitu menunaikan kewajipannya kepada Allah dalam makna melaksanakan ibadah-ibadah yang diwajibkan ke atasnya seperti sembahyang, puasa, dan lain-lain ibadah wajib yang mampu dilaksanakan.Sebuah hadis menyebutkan bahawa sembahyang adalah perkara pertama yang akan disoal di hari Kiamat.
Daripada Abu Hurairah Radhiallahu Anhu, Nabi Sallallahu Alahi Wasallam bersabda:
"Sesungguhnya perkara yang pertama sekali dikira dari amalan hamba di hari kiamat ialah sembahyang; sekiranya sembahyang itu sempurna, maka beruntung dan berjayalah dia, dan sekiranya ia rosak, maka kecewa dan rugilah dia, kalau kewajipan fardhu masih kurang, Allah berfirman: Lihatlah adakah amalan-amalan sunat untuk menyempurnakan kekurangan tersebut. Demikianlah seterusnya dengan amalan yang lain" (Hadis riwayat at-Tirmizi)
Disamping menunaikan kewajipan kepada Allah, menunaikan hak dan kewajipan kepada suami juga merupakan hal yang tidak boleh diabaikan oleh seorang wanita.Tertunainya hak dan tanggungjawab suami barulah akan turun keredhaan dan rahmat Allah kepadanya. Menjaga kehormatan diri juga merupakan hal yang digariskan oleh hadis di atas. Antara hal-hal yang boleh diketegorikan dalam konteks menjaga kehormatan itu ialah mempunyai sifat pemalu, jika suaminya keluar dia akan menguruskan dan menjaga dirinya dan harta suaminya dengan amanah. Bila suaminya datang kepadanya dia akan menjaga mulut daripada menyebutkan perkataan yang tidak elok didengar.
Sebuah hadis Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam menyatakan bahawa:
"Sesungguhnya sopan santun dan keimanan adalah saling berkaitan, jika salah satunya dikeluarkan, yang satu lagi juga akan hilang serentak." (Hadis Riwayat Baihaqi)
Maksud hadis ini ialah jika kesopanan atau sifat malu sudah hilang, iman juga akan hilang bersama-samanya. Betapa besarnya pengaruh antara kesopanan dan keimanan kepada diri seorang wanita itu, Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam menegaskan dengan sabda baginda:
"Apabila sesesorang itu terlibat dengan penzinaan, ia bukan lagi seorang beriman, apabila seseorang itu mencuri ia bukan lagi seorang beriman, apabila seseorang itu meminum arak ia bukan lagi seorang beriman, apabila seseorang itu menyelewing setelah diberi amanah oleh orang lain ia bukan lagi seorang beriman, dan apabila seseorang diantara kamu menipu ia bukan lagi seorang beriman, oleh itu berjaga-jagalah! "
Taat kepada suami merupakan satu lagi sifat wanita yang digambarkan oleh hadis yang dipaparkan di awal makalah ini. Taat kepada suami adalah tanggungjawab isteri yang wajib di sempurnakan.
Sebuah hadis yang diriwayatkan oleh al-Imam Bazzar Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
"Kamu sampaikan kepada perempuan yang kamu jumpa, bahawa taat kepada suami, dan mengakui hak-hak suami, sama pahalanya dengan berperang dan bertempur dengan musuh-musuh Islam di medan pertempuran, tetapi sedikit sangat daripada isteri-isteri yang menyempurnakan hak-hak suami mereka." (Hadis riwayat Al Imam Bazzar)
Isteri adalah pusat dan sumber kebahagiaan dan ketenteraman di dalam sebuah rumahtangga. Ia perlu mempunyai sifat-sifat sabar dan perhatian yang sepenuhnya kepada suami dan juga anak-anak.Sikap inilah yang boleh mewujudkan suasana yang tenang, aman dan damai dalam rumahtangga. Dalam hal ini, para isteri sayugialah akan sentiasa bersikap baik kepada suami.
Saidina Abu Bakar Radhiallahu Anhu meriwayatkan bahawa Rasullullah Sallallahu Alaihi Wasallam pernah bersabda:
"Seorang wanita yang menyakiti hati suami dengan lidahnya, dia mendatangkan celaan dan kemurkaan Allah, para malaikat dan umat manusia."
Selain itu, Saidina Ali Radhiallahu Anhu meriwayatkan sebuah hadis mengenai setiap isteri yang tidak menghormati status suaminya.
"Wanita yang berkata kepada suaminya yang tidak melihat apa-apa kebaikan pada suaminya, Allah menghapuskan segala perbuatan baiknya selama 70 tahun, walaupun dia berpuasa selama itu siang hari dan bersembahyang pada malamnya."(Hadis Riwayat Imam Majah dan An-Nasai)
Berdasarkan huraian ringkas di atas, para wanita semestinyalah mengamalkan sikap taat dan bertakwa kepada Allah, bertanggungjawab kepada suami dan menjaga kehormatan dirinya. Semoga dengan itu, akan mudahlah mereka mendapat rahmat dan keredhaan Allah. Rahmat dan redha Allah itulah yang akan menjamin kebahagian hidupnya di dunia dan di akhirat.

**jangan sedih dan gusar duhai hati..tenanglah wahai hati..dengan mengingati ALLAH hati kan menjadi tenang..tinggalkan semuanya..**

Isnin, 22 November 2010

Satu Cinta




Tidak ada manusia yang sempurna dan bersih dari kesilapan. Namun berusaha menuju kesempurnaan adalah satu usaha yang harus diteruskan selagi hayat di kandung badan. Perbaikilah diri dengan menambahkan ilmu dan amalan. Kutiplah pesanan di sepanjang perjalanan hidup kerana setiap kali kita melalui lorong masa yang sehala, pasti ada rahsia ajaran yang mampu di jadikan panduan. Semoga dengan itu akan bertambahlah kematangan. Sesungguhnya kita semua adalah hambaNya yang punya kelemahan dan kekurangan....

"Ya Allah... Sesungguhnya kehidupan di dunia ini ibarat kerdipan mata, terlalu singkat jika dibandingkan dengan akhirat yang kekal. Mohon padaMu Tuhan, jangan Kau lekakan aku dengan keindahan dunia yang sementara ini.

Ya Allah Ya Rahman... Letakkanlah dunia di tanganku, jangan Kau letakkan ia di hatiku. Sesungguhnya aku hambaMu yang lemah..."

Khamis, 18 November 2010

Sentiasalah berdoa kepada Allah SWT

Berdoalah kepada Tuhanmu dengan merendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah kamu membuat kerosakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepdaNya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (Surah al-A’raf: 55-56)

Jangan sesekali lupa bahawa Allah ialah Tuhan sekalian alam termasuklah diri kita dan hanya Dia Wali dan Penolong kita. Oleh itu, ingatlah apabila kita hendakkan sesuatu, mintalah daripada Allah.

Doa ialah salah satu daripada ibadah yang paling penting untuk membawa kita dekat dengan Allah. Sesuai dengan sifatnya, semua manusia perlu berasa untuk melakukan ibadah ini. Walaupun ia sangat penting dan seseuatu yang diperlukan dalam kehidupan mukmin, orang yang tidak beriman hanya melakukannya pada masa-masa susah. Pada masa itu, ia mungkin tidak akan diterima oleh Allah kerana apa yang disenangi Allah ialah untuk meminta pertolongan Allah baik pada masa senang ataupun susah, ini bermakna, pada setiap detik dalam kehidupan kita. Ini kerana, seseorang yang berdoa kepada Allah ialah orang yang mengakui kelemahannya di sisi Allah dan ketidakupayaanya dalam mencapai sesuatu kecuali dengan izin Allah.

Doa perlu diikuti dengan penyerahan diri kepada Allah. Seseorang yang berdoa meletakkan segala keputusan, sama ada senang atau susah kepada Pencipta dan Pentadbir alam. Memahami bahawa segala penyelesaian kepada sesuatu masalah atau mencegah daripada sesuatu perkara yang tidak diingini terletak pada Allah Yang Maha Berkuasa. Dia ialah sumber ketenangan dan keyakinan kepada orang-orang mukmin. Dengan berdoa kepada Allah dan menjadikanNya sebagai Wali kita, ia menanam perasaan aman dalam diri seseorang mukmin.

Walau bagaimanapun, kita perlu menjelaskan salah faham yang timbul: Berdoa hanya kepada Allah tidak bermaksud yang kita hanya duduk bersahaja, menunggu tanpa melakukan apa-apa. Seseorang perlu berasa yakin bahawa Allah yang berkuasa menentukan segala perkara. Dalam masa yang sama, dia perlu berusaha untuk menggunakan segala cara yang Allah sediakan untuk mencapai penyelesaian.

Seseorang yang ikhlas berdoa kepada Allah perlu melakukan “doa dengan tindakan”, sesuai dengan hukum yang ditetapkan oleh Allah. Apa yang dimaksudkan dengan “doa dengan tindakan” ialah dengan berusaha bersungguh-sungguh untuk mencapai keputusan yang diinginkan. Sebagai contoh, memanfaatkan segala bentuk perubatan merupakan “doa dengan tindakan” kepada orang yang sakit untuk sembuh daripada penyakitnya. Berdoa kepada Allah untuk sembuh merupakan doa secara lisan. Oleh itu, doa dengan tindakan ialah asas kepada ibadah yang seseorang perlu sertakan bersama doa lisan itu.

Semasa berdoa, jangan sesekali lupa untuk berdoa dengan ikhlas dan kembali kepada Allah dengan perasaan rendah diri di dalam hati kita. Allah sangat dekat dengan kita, lebih dekat daripada urat saraf kita. Dia mengetahui dan mendengar segalanya. Doa ialah cara paling senang untuk kita berhubung dengan Allah. Tiada satu fikiran yang terlintas di minda dapat kita sembunyikan daripada pengetahuan-Nya.

Meskipun demikian, ramai yang tidak sedar bahawa Allah mengetahui doa dan keinginan setiap orang. Mereka fikir bahawa Allah hanya mendengar sesetengah daripada doa-doa itu sahaja dan jika Dia mendengarnya, Dia tidak memakbulkannya. (Sesungguhnya Allah adalah jauh daripada apa yang mereka sangkakan terhadap-Nya) Pendapat mereka adalah salah. Allah mengetahui segala fikiran kita, setiap perkataan yang akan diucapkan, dan Dia menjawab semuanya. Allah menarik perhatian kita kepada perkara ini didalam al-Quran dengan ayat berikut:

Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahawasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepadaKu, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)Ku dan hendaklah mereka beriman kepadaKu, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (Surah al-Baqara: 186)

Oleh itu, ingatlah, sekiranya kita mahukan sesuatu, kita perlu berdoa hanya kepada Allah. Berhubung dengan Allah adalah senang.

Manusia adalah gopoh secara semulajadi, malah sifat ini ditekankan didalam ayat: “Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. Kelak akan Aku perlihatkan kepadamu tanda-tanda (azab)Ku. Maka janganlah kamu minta kepadaKu mendatangkannya dengan segera.” (Surah al-Anbiya’: 37) Sifat tergesa-gesa ini kadang-kadang terserlah semasa kita berdoa. Sebagaimana yang dinyatakan sebelum ini, manusia selalu mengharapkan jawapan yang segera kepada doa-doanya.

Walau bagaimanapun, kita perlu ingat bahawa hanya Allah yang tahu apa yang terbaik untuk kita. Kita dimaklumkan tentang hal ini di dalam al-Qur’an “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah Maha Mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Surah al-Baqara: 216)

Sebab itulah, apabila seseorang meminta sesuatu daripada Penciptanya, walau apapun hasilnya, kita perlu senang dengan apa pun keputusan Allah kerana segala keputusan terletak pada Allah sahaja. Tidak semua yang kita inginkan baik untuk kita. Oleh itu, Allah menjawab doa kita, tidak dengan cara yang kita harapkan, tetapi dengan cara yang paling adil bagiNya. Ia barangkali untuk kita menjadi lebih bijaksana, Allah mempersiapkan diri kita, sehingga sampai waktu untuk kita melakukannya. Mungkin juga, Allah akan menggantikan permintaan kita dengan sesuatu yang lebih baik, tetapi ia juga adalah ujian kepada kesabaran dan keimanan kita.

Nasihat Nabi Muhammad (sollalahualaihiwassalam) kepada orang-orang beriman tentang cara berdoa kepada Allah adalah contoh terbaik kepada mukmin:

Apabila diantara kamu berniat untuk melakukan sesuatu, hendaklah dia berdoa: “Ya Allah, aku memohon petunjuk daripadaMu dengan ilmuMu dan aku memohon ketentuan daripadaMu dengan kekuasaanMu dan aku memohon daripadaMu akan limpah kurniaanMu yang besar. Sesungguhnya Engkau Maha Berkuasa sedangkan aku tidak berkuasa dan Engkau Maha Mengetahui sedangkan aku tidak mengetahui dan Engkaulah Yang Maha Mengetahu segala perkara yang ghaib. Ya Allah, seandainya Engkau mengetahui bahawasanya urusan ini (sebutkan..) adalah baik bagiku pada agamaku, kehidupanku dan kesudahan urusanku sama ada cepat atau lambat, takdirkanlah ia bagiku dan permudahkanlah serta berkatlah bagiku padanya da seandainya Engkau mengetahui bahawa urusan ini (sebutkan..) mendatangkan keburukan bagiku pada agamaku, kehidupanku dan kesudahan urusanku sama ada cepat atau lambat, maka jauhkanlah aku daripadanya dan takdirkanlah kebaikan untukku dalam sebarang keadaan sekalipun kemudian redhailah aku dengannya”. (Muslim)

Sesungguhnya Allah mahukan kita sentiasa bersabar dalam berdoa:

Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan solat. Dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. (Surah al-Baqara: 45)

Jangan sesekali lupa bahawa bersabar dalam berdoa akan menyucikan seseorang mukmin, dan menambahkan kekuatan hati dan karakternya. Sebagai jawapan kepada doanya, seorang mukmin akan mencapai tahap rohani yang lagi tinggi, dan ini lebih berharga daripada perkara lain yang dia minta.

Walau bagaimanapun, mereka yang tidak menganggap Allah sebagaimana yang layak untuk-Nya, mempunyai keraguan di dalam hati dan dengan salah menganggap doanya tidak termakbul. Seorang mukmin walau bagaimanapun berasa yakin bahawa Allah mendengar doanya dan memakbulkannya dengan cara tertentu. Dia sedar sepenuhnya bahawa tiada satu perkara pun diluar kuasa-Nya dan semua benda yang berlaku mengikut nasib yang telah ditakdirkan. Oleh itu, dia tidak mempunyai sebarang keraguan bahawa doanya akan dimakbulkan. Jangan sesekali lupa berdoa kepada Allah tanpa sebarang keraguan dalam mendapatkan bantuan Allah, yakin bahawa doa kita akan dimakbulkan. Tanpa mengira keadaan, yakinlah pada Allah kerana Allah mahu hamba-Nya berada dekat dengan-Nya. Ia mudah untuk Allah, yang menciptakan kita daripada setitis cecair dan menciptakan alam semesta daripada tidak wujud langsung, apatah lagi untuk menjawab doa kita. Maka, apa yang kita semua perlu lakukan ialah untuk berdoa kepada Allah dengan yakin dan sabar.

Doa ialah hubungan istimewa antara manusia dengan Allah. Seseorang itu berkongsi segala masalah dan keinginannya dengan Allah; dia memohon kepada-Nya. Allah yang mendengar semua doa tidak pernah membiarkannya tidak terjawab. Inilah sebabnya al-Qur’an tidak mengkhususkan hanya satu cara beribadah. Di dalam al-Qur’an, Allah berfirman kepada manusia “…. ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring…” (Surah an-Nisa’: 103), yang bermaksud, seseorang boleh mengingati Allah dan berdoa kepada-Nya pada bila-bila masa dan dalam apa jua keadaan tanpa melakukan sebarang perbuatan tertentu atau berada di dalam majlis tertentu. Ini kerana, apa yang penting bukanlah keadaan luaran, tetapi keikhlasan seseorang.

Di samping itu, tempat-tempat tertentu tidak perlu dikhususkan untuk berdoa. Ingatlah bahawa kita boleh berdoa pusat membeli-belah, di jalan raya, di dalam kereta, di sekolah, di pejabat dan di mana-mana sahaja. Apa yang kita perlu lakukan ialah untuk mengosongkan minda kita daripada sebarang fikiran yang sia-sia dan merasakan betapa dekatnya Allah dengan kita.

Ingatlah, hidup tanpa doa mempunyai kekurangan pada Pandangan Allah. Sebagaimana yang dinyatakan di dalam surah al-Furqan, ayat 77 “Tuhanku tidak mengendahkan kamu, melainkan kalau ada ibadatmu (berdoa) (Tetapi bagaimana kamu beribadat (berdoa) kepadaNya), padahal kamu sungguh telah mendustakanNya?” Sedar tentang kelemahan seseorang membuatkan dia disayangi Allah. Oleh itu, manusia perlu kembali kepada Penciptanya, mengakui kelemahan dirinya, dan meminta pertolongan hanya daripada Allah. Perbuatan-perbuatan lain akan bererti menunjukkan keangkuhan kepada Allah dan membawa kepada hukuman yang kekal di neraka.

Jangan sesekali lupa bahawa Allah Maha Pengasih. Sesiapa yang melakukan kejahatan dan selepas itu bertaubat akan mendapati bahawa Allah Maha Pengampun, Maha Pengasih (Surah an-Nisa’: 110). Maka ingatlah Allah Maha Pengasih dan Maha Pengampun dan berdoalah kepada-Nya dengan penuh harapan.

Tidak kira betapa besarnya kesalahan yang kita telah lakukan dan betapa menyesal terhadap perbuatan itu, ia bukanlah alasan untuk kita berputus asa daripada keampunan Allah. Oleh itu, betapa bersalahnya seseorang akan berasa, dia akan sentiasa mendapati Allah sentiasa mengampuni. Malah, al-Qur’an memberitahu kita hanya orang-orang yang tidak beriman yang berputus asa daripada rahmat Allah:

…Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari ahmat Allah, melainkan kaum yag kafir. (Surah Yusuf: 87)

Walau bagaimanapun, jangan sesekali lupa bahawa tiada siapa yang boleh memberi jaminan yang dia layak untuk memasuki syurga. Tiada siapa yang selamat daripada hukuman Tuhannya. Oleh itu, apabila seseorang berdoa kepada Allah, dia perlu berharap kepada rahmat Allah, dan juga berasa takut untuk kehilangan keredhaan Allah.

Seperti mana dia berdoa dengan penuh kesungguhan untuk mendapatkan syurga, jadi dia haruS bersungguh untuk mengelakkan daripada neraka. Dalam kata lain, kerana takutkan neraka, dia berharap untuk mendapatkan syurga. Seseorang yang mengetahui kebesaran Allah, akan takut hukuman-Nya dan akan mengharapkan keredhaan-Nya. Oleh itu, dia akan berpaling kepada Allah dengan penuh keikhlasan dan kejujuran. Dengan cara yang sama, seseorang yang menyerahkan diri kepada Allah, menjadikan Allah sebagai Wali dan Penolongnya, akan menyerahkan segala usaha dan kesusahannya kepada Allah. Sebagaimana kisah Nabi Ya’qoob yang berkata, “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya,” (Surah Yusuf: 86), dia akan menyerahkan segala kesengsaraan dan permintaannya kepada Allah dan memohon pertolongan dan kebaikan daripada Allah sahaja.

Juga, ingatlah berdoa untuk mendapatkan nikmat di dunia sahaja adalah suatu bentuk ketidak ikhlasan. Objektif sebanar orang-orang beriman ialah syurga. Allah menganugerahkan nikmat dunia ini kepada mereka yang hanya mahukan dunia. Tetapi, mereka tidak akan mendapat balasan yang baik di akhirat sebagaimana yang dinyatakan di dalam al-Qur’an:

…Maka di antara manusia ada orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia,” dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat. Dan di antara mereka ada orang yang berdoa, “ Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan Allah sangat cepat perhitunganNya. (Surah al-Baqara: 200-202)

Pada masa susah, mereka yang jahil mengasingkan diri mereka dan kembali kepada Allah dengan berdoa. Namun, apabila mereka senang, dengan pantas mereka kembali kepada keadaan sebelumnya yang penuh kelalaian, seolah-lah mereka tidak pernah meminta kepada Allah. Mereka berpaling kepada Allah sebagai ‘jalan terakhir’. Sifat tidak bersyukur ini dinyatakan didalam al-Qur’an:

Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkannya) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan. (Surah Yunus: 12)

Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan, (belayar) di lautan. Sehingga apabila kamu berada di dalam bahtera, dan meluncurlah bahtera itu membawa orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin badai, dan (apabila) gelombang dari segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahawa mereka telah terkepung (bahaya), maka mereka berdoa kepada Allah, dengan mengikhlaskan ketaatan kepadaNya semata-mata. (Mereka berkata): Sesungguhnya jika Engkau menyelamtkan kami dari bahaya ini, pastilah kami akan termasuk orang-orang yang bersyukur.” Maka tatkala Allah menyelamatakan mereka, tiba-tiba mereka membuat kezaliman di muka bumi tanpa (alasan) yang benar. Hai manusia, sesungguhnya (bencana) kezalimanamu akan menimpa dirimu sendiri: (hasil kezalimana) itu hanyalah kenikmatan hidup duniawi, kemudian kepada Kamilah kembalimu, lalu Kami khabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (Surah Yunus: 22-23)

Sebenarnya, tidak ada satu detik pun yang berlalu di mana manusia tidak memerlukan Allah. Oleh itu, jangan sesekali lupa untuk berdoa kepada Allah “…dengan rasa rendah diri dan takut, tanpa meninggikan suara, pada waktu pagi dan petang” (Surah al-A’raf: 55, 205). Ingatlah penghujung kepada mereka yang tidak berdoa kepada Allah ialah azab yang kekal didalam neraka.

Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepadaku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu, akan masuk neraka jahannam dalam keadaan hina dina.” (Surah Ghafir: 60)

Selasa, 16 November 2010

Fadilat Arafah Di Mana-Mana

Ya, benar, doa arafah bukan sahaja baik dibaca oleh jemaah haji tetapi untuk seluruh manusia walaupun tidak berada di Padang Arafah. Berdoa-doalah di mana jua, kita hanya menyatakan permohonan kita kepada Allah,hak menunaikan adalah hak Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kita nyatakan dan apa yang kita rahsiakan. Allah Maha Mengetahui segala hajat yang ada dihati kita, maka mohonlah agar disampaikan hajat itu.


“Dan apabila hamba-hambaKu bertanya bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang-orang yang berdoa apabila Dia berdoa kepadaku. Hendaklah mereka itu memenuhi perintahKu dan beriman kepadaKu, agar mereka memperoleh kebenaran. (Surah Al-Baqarah ayat 186)


Satu-satunya doa dimakbulkan Allah pada masa dan tempat tertentu adalah Padang Arafah. Ketikanya ialah selepas gelincir matahari 9 Zulhijjah sehingga sebelum terbit Fajar 10 Zulhijjah.

Ini satu-satu kelebihan yang Allah kurniakan kepada hambanya. Selalunya di Malaysia kita hanya bertemu dengan masa mustajab doa.Ia itu :

Waktu-waktu Mustajab Do'a

Setiap amalan dalam Islam ada waktu-waktu tertentu yang lebih afdal untuk kita laksanakan. Contoh solat tahajjud dilaksanakan di waktu malam selepas solat Isya' sebelum subuh. Puasa sunat pula digalakkan untuk berpuasa setiap hari Isnin dan Khamis dan pertengahan bulan Islam (tiga hari puasa). Begitu juga berdo'a kepada Allah s.w.t ada waktu-waktu mustajab do'a yang perlu kita ketahui dan menggunakan waktu tersebut untuk bermunajad di sisi Allah s.w.t.


Menurut Ibn Atha', do'a mempunyai beberapa rukun yang kuat menyebabkannya naik ke langit untuk diterima Allah s.w.t. Rukun yang paling utama ialah hadir hati dan memohon dengan tawaduk. Sayap-sayap do'a itu ialah berdo'a dengan penuh keikhlasan dari hati dan bertepatan dengan waktu.

Terdapat 22 waktu dimakbulkan do'a ialah :

1.Berdo'a sewaktu hujan turun.

Sabda Nabi s.a.w yang bermaksud :
"Berdo'alah pada waktu mustajab do'a iaitu sewaktu pasukan tentera bertempur, waktu mendirikan solat dan ketika hujan turun".
(Hadis Riwayat Abu Daud).


2.Ketika hendak bersolat berdasarkan hadis diatas.

3.Selesai membaca al-Fatihah dalam solat.

4.Selepas mengucapkan 'Amin' apabila selesai membaca surah al-Fatihah.

Nabi s.a.w bersabda yang bermaksud :
"Apabila imam mengatakan 'Amin', maka ucapkanlah 'Amin'. Sesiapa yang mengucapkan 'Amin' bersama dengan para malaikat, diampunkan dosa yang telah lalu."
(Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)

5.Pada waktu tengah malam, terutama sepertiga malam yang terakhir.

Sabda Nabi s.a.w yang bermaksud :
"Allah s.w.t. turun ke langit dunia apabila tinggal sepertiga malam yang terakhir dan berkata : 'Ada sesiapa yang memohon kepada-Ku untuk Ku makbulkan, ada sesiapa yang meminta kepada-Ku untuk Kuberikan, ada sesiapa yang beristighfar memohon ampun untuk Ku ampunkan?"(Hadis Riwayat B ukhari dan Muslim)

6.Waktu di antara azan dan iqamah.
Sabda Nabi s.a.w. yang bermaksud : "Tidaklah ditolak do'a di antara azan dan iqamah." (Hadis Riwayat Tirmizi).

7.Ketika sujud dalam solat.

Sabda Nabi s.a.w yang bermaksud :
"Sehampir-hampir hamba kepada Tuhannya ialah pada waktu sujud, maka perbanyakkanlah berdo'a." (Hadis Riwayat Muslim).

8.Selepas berselawat ke atas Nabi Muhammad s.a.w dalam tahiyat akhir.

9.Selesai solat fardu.

"Ditanya kepada Rasulullah s.a.w., 'Do'a manakah yang didengar (Allah)' Sabda baginda, "Do'a itu mustajab pada waktu malam dan selesai solat fardu." (Hadis Riwayat Tirmizi).

10.Sepanjang waktu berpuasa.

Sabda Nabi s.a.w yang bermaksud, "Tiga bentuk do'a yang dimustajabkan Allah; do'a ibu bapa terhadap anak, do'a orang yang berpuasa dan do'a orang yang bermusafir." (Hadis Riwayat Baihaqi)

11.Malam al-Qadar berlaku pada bulan Ramadhan.

12.Ketika khatam 30 juz al-Qur'an.

13.Sepanjang hari Jumaat itu, dengan harapan bersua dengan waktu mustajab do'a.

Nabi s.a.w. bersabda yang bermaksud : "Pada hari Jumaat itu, ada satu waktu yang apabila seseorang hamba memohon kepada Allah sesuatu, maka akan diberikan-Nya". (Hadis Riwayat Bukhari).

14.Sepanjang perjalanan semasa bermusafir.

Sabda Nabi s.a.w yang bermaksud : "Tiga bentuk do'a yang pasti dimakbulkan Allah, iaitu ; do'a orang yang teraniaya, do'a orang yang bermusafir dan do'a ibu bapa terhadap anaknya." (Hadis Riwayat Abu Daud).


15.Pada hari 'Arafah iaitu 9 Zulhijjah.

Nabi s.a.w. bersabda yang bermaksud : "Sebaik-baik do'a adalah pada hari 'Arafah, dan sebaik-baik do'a yang aku dan para nabi yang lain ucapkan ialah (maksudnya) : 'Tiada Tuhan yang sebenarnya yang layak disembah melainkan Allah, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan dan pujian, dan Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu'.
(Hadis Riwayat Tirmizi)

16.Ketika berjihad dan sewaktu melaksanakan ibadah haji atau umrah,
Sabda Nabi s.a.w. yang bermaksud, "Orang yang berjihad pada jalan Allah dan orang yang mengerjakan haji serta umrah merupakan tetamu Allah, Dia menyeru (memerintahkan) mereka dan mereka menjawabnya (menunaikannya) mereka berdo'a kepada Allah lalu Allah terimanya."(Hadis Riwayat Ibn Majah)

17.Ketika iman meningkat kerana berbuat taat.

Sabda Nabi s.a.w. yang bermaksud, "...dan adalah hamba-Ku mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan ibadah yang sunat hingga Aku mencintainya, jika Aku sudah mencintainya, Aku akan menjadi pendengarannya yang dengannya dia mendengar dan penglihatannya yang dengannya dia melihat dan tangannya yang dengannya dia menyentuh dan kakinya yang dengannya dia melangkah, dan jika dia meminta akan Kuberikan dan jika dia meminta perlindungan nescaya akan Kulindungi."

18.Waktu menerima ujian.

Firman Allah s.w.t. yang bermaksud :
"Atau siapakah yang memperkenankan do'a orang yang menderita apabila ia berdo'a kepada-Nya, dan yang menghapuskan kesusahan, serta menjadikan kamu pengganti (umat-umat yang telah lalu) mendiami dan menguasai bumi? Adakah sebarang tuhan yang lain bersama-sama Allah? Amat sedikit antara kamu yang mengingati (nikmat Allah itu). (Surah al-Naml ayat 62)

19.Ketika tentera Islam berhadapan dengan tentera musuh.

Sabda Nabi s.a.w yang bermaksud, "Dua jenis do'a yang tidak akan ditolak oleh Allah s.w.t. atau jarang-jarang sekali ditolak; do'a sewaktu azan dan ketika berlakunya peperangan."(Hadis Riwayat Abu Daud)

20.Ketika menghadiri penyelenggaraan jenazah.

Ummu Salamah r.ha. melapurkan bahawa Nabi s.a.w. bersabda yang bermaksud, "Apabila engkau menziarahi orang yang sakit atau menziarahi jenazah, berkatalah hal yang baik-baik, kerana para malaikat mengaminkan apa yang kamu katakan itu."(Hadis Riwayat Muslim)

21.Selepas saat kematiaan seseorang.

Diriwayatkan daripada Ummu Salamah r.ha. bahawa Nabi s.a.w. menziarahi jenazah Abu Salamah r.a lalu menutup matanya. Baginda bersabda maksudnya, "Sesungguhnya roh seseorang yang keluar dari jasadnya akan diekori oleh mata." lalu baginda bersabda lagi yang bermaksud : "Janganlah kalian berdo'a untuk diri kalian melainkan perkara yang baik sahaja kerana malaikat mendo'akan untuk kalian." Baginda kemudiannya mendo'akan untuk Abu Salamah r.a".

22.Ketika ayam berkokok.

Nabi s.a.w. bersabda yang bermaksud, "Apabila kamu mendengar ayam berkokok, mohonlah anugerah-Nya, kerana ayam itu melihat malaikat."(Hadis Riwayat Bukhari)



Marilah sama-sama kita berusaha untuk berdo'a diwaktu-waktu mustajab do'a. Semoga dengan ikhtiar kta yang sedikit ini Allah perkenankan do'a-do'a kita dan meletakkan diri kita bersama barisan hamba-hamba-Nya yang di redhai di dunia dan akhirat.




Hubungan seorang hamba dengan tuhannya, dapat dipereratkan dengan selalu berdoa.

Fungsi doa yang pertama ialah doa adalah tali Allah SWT. Doa juga adalah sebagai pengikat kita dengan Allah. Sebagai hamba yang kekal bersifat lemah, manusia perlu sentiasa berhubungan dengan Allah yang Maha Perkasa.

Lafaz doa mengandungi makna pengharapan dan kebergantungan kepada Allahus-Somad (Allah Sebagai Tempat Bergantung). Mengakui kelemahan diri dan keperluan kepada pertolongan dan perlindungan Allah. Apabila seseorang manusia merasa tidak perlu kepada doa, dia sebenarnya terlalu angkuh dan sombong dengan jaminan dirinya sendiri. Ia telah memutuskan tali Allah yang mengikatnya sehingga dia terdedah kepada kebinasaan akibat dosa-dosanya melupakan Allah.

Seorang seorang Muslim, dia hendaklah sentiasa membiasakan dirinya menyebut nama Allah pada setiap perbuatannya. Seawal bangun dari tidurnya, mandi, memakai pakaian, berwuduk, sembahyang, makan, minum, keluar masuk rumah, bekerja, belajar, bermuamalat sesama manusia, hatta suami yang menggauli isteri, semua itu hendaklah diiringi dengan doa supaya perbuatan itu selari dengan perintah dan suruhan Allah SWT. Sungguh indah perhubungan antara hamba dengan Tuhannya itu. Dia begitu hampir dan tidak pernah bercerai kerana penghubungnya adalah doa yang penuh keyakinan bahawa Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

Fungsi doa yang kedua ialah: Cita-cita dan impian yang ingin dimiliki diusahakan dengan berikhtiar sesuai dengan permintaannya kepada Allah SWT. Orang yang meminta syurga mestilah diiringi dengan kesungguhannya beramal salih. Orang yang meminta keberkatan rezeki hendaklah bersungguh-sungguh bekerja untuk mendapatkannya. Manakala bila dia meminta dihindari dari kejahatan diri sendiri maka dia hendaklah berusaha untuk tidak berbuat dosa dan maksiat. Doa dan ikhtiar adalah saling lengkap melengkapi. Sebagaimana firman Allah SWT: ”Sesungguhnya Allah tidak akan merubah suatu kaum kecuali mereka merubah diri mereka sendiri.” (Surah al-Ra’du Ayat 11).

Hakikatnya iman itu bukanlah angan-angan. Ia perlu dibuktikan dengan kesungguhan atau jihad dalam beramal salih.

Fungsi doa yang ketiga ialah sebagai pengubat hati. Saat diri dihina, tidak dipedulikan, diceraikan kekasih dan dibuang oleh pujaaan hati, perasaan yang hadir adalah rasa putus asa dan sirna segala cahaya kehidupan tanpa masa depan. Jika berlaku ujian dan cubaan melanda iman seperti kekurangan harta, kehilangan jiwa, kecacatan, kesakitan, bencana alam dan kegagalan setiap perjuangan, kepada siapakah manusia harus mengadu, merintih dan bersandar?

Setiap pengharapan akan datangnya cahaya, kepada siapa hendak dipohonkan? Keyakinan dan kekuatan untuk meneruskan hidup, dari manakah penjana kuasanya? Hanya kepada Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Rahmat-Nya meliputi alam semesta, Dia tidak menguji makhluk-Nya kecuali mereka yang sanggup memikulnya. Setiap kesusahan ada kemudahan. Dengan untaian doa penuh keikhlasan dan tangisan yang meruntuhkan tembok kesombongan, manusia kembali kepada Allah menadah tangan, mengakui kelemahan, mengharap pertolongan, perlindungan dan keselamatan dunia akhirat. Maka datanglah keyakinan pasti Allah mengabulkan sudah cukup sebagai penawar bagi jiwa yang kekeringan.

Doa adalah kekuatan bagi setiap muslim, tetapi jika ia tidak difungsikan dengan cara yang betul maka kekuatan itu akan hilang, yang tinggal hanya lafaz-lafaz kosong tanpa makna dan tujuan. Kembalikanlah fungsi doa agar kita sentiasa mendapat jawapan yang pasti dari Ilahi.

Wallahua'lam Bissawab

Isnin, 15 November 2010

Di Manakah Kebahagian ?

Kebahagiaan adalah suatu kata yang begitu singkat, memiliki makna yang sangat luas. Sebuah kata yang maknanya didambakan semua makhluk yang bernama manusia.

Banyak jalan yang ditempuh oleh manusia untuk memiliki makna yang terdapat dalam kata bahagia. Kebahagiaan laksana barang hilang yang dicari-cari oleh kebanyakan manusia. Ia akan dicari dalam setiap masa dan tempat.

Dengan berbagai cara, manusia mencari kebahagiaan. Ada yang mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya, ada pula yang mengejar popularitas.

Di Manakah Kebahagian ? Apakah kebahagiaan itu terdapat pada kekayaan dan kemewahan hidup? Tidak sedikit manusia yang memliki asumsi demikian, mereka mengira bahwa kebahagiaan terdapat pada kekayaan, kemewahan hidup, harta yang melimpah ruah, dan kesejahteraan hidup.

Tapi kenyataannya, persepsi ini bahkan terkadang terbalik. Harta yang melimpah, ketenaran, akan menjadi bencana bagi pemiliknya di akhirat.

Allah سبحانه وتعلى berfirman tentang orang munafik, "Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam keadaan kafir." (QS. At-Taubah: 55).

Siksa yang dimaksud dalam ayat ini adalah kesengsaraan, rasa sakit, keresahan dan penyakit. Kasus inilah yang menimpa orang yang menjadikan harta dan dunia sebagai cita-cita utamanya dan puncak asanya. Dia akan selalu sakit hati, terkena tekanan jiwa, bingung, pikiran dan nuraninya tidak tenteram.

Rasulullah صلى الله عليه وسلم telah menggambarkan jiwa tersebut dalam satu sabdanya,

مَنْ كَانَتْ الْآخِرَةُ هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ وَجَمَعَ لَهُ شَمْلَهُ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ وَمَنْ كَانَتْ الدُّنْيَا هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَفَرَّقَ عَلَيْهِ شَمْلَهُ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنْ الدُّنْيَا إِلَّا مَا قُدِّرَ لَهُ

“Barangsiapa yang menjadikan akhirat sebagai cita-citanya, maka Allah akan menjadikan dia orang yang kaya hati, mengumpulkan kekuatannya, dan dunia akan mendatanginya sedangkan dia tidak suka. Dan barangsiapa yang menjadikan dunia sebagai cita-citanya Allah akan menjadikan kefakiran di depan kedua bola matanya, mencerai-beraikan kekuatannya. Dan dia dikarunai dunia tidak lebih lebar dari kadar yang memang sudah ditetapkan untuknya.” (HR. Tirmizdi. Dinyatakan shahih oleh Al Albani).

Harta bisa saja membawa kebahagiaan, asalkan memenuhi kedua syarat berikut ini:

Pertama; harta benda yang halal, yang didapatkan oleh seseorang atas kerja keras dan keringatnya sendiri.

Kedua; harta yang tidak digunakan untuk kejahatan.

Jika kedua syarat tersebut tidak terpenuhi, maka harta hanya akan menjadi bencana bagi pemilkinya.

Sumber Kebahagiaan Hakiki Islam sebagi din yang sempurna telah memberikan kepada ummat manusia jalan atau cara untuk mencapai kebahagiaan tersebut. Dan di antara sumber kebahagiaan tersebut adalah:

1. Kebahagiaan terdapat pada keimanan Kebahagiaan tidak terletak pada harta yang melimpah ruah, tidak juga pada pangkat yang tinggi, bukan pula pada jumlah anak yang banyak, bukan karena keberhasilan mendapatkan kepentingan dan tidak pula pada ilmu material.

Kebahagiaan adalah sesuatu yang timbul dari diri manusia, tidak datang dari luar manusia. Jika kebahagiaan diibaratkan pohon, maka tempat tumbuhnya adalah jiwa dan hati manusia, sementara percaya kepada Allah سبحانه وتعلى dan hari akhir adalah tempat tinggalnya, makanannya, ventilasinya, cuacanya, dan cahanya.

Orang yang tidak beriman kepada Allah سبحانه وتعلى, sebagi tempat bertumpu, tempat bersandar dan sebagai pemberi pertolongan saat berada dalam kesulitan, maka dia laksana bangunan tanpa pondasi dan rumah tanpa tiang. Karenanya, kita melihat orang yang paling sengsara dalam hidup ini adalah mereka yang banyak membangkang. Mereka memiliki harta benda yang melimpah ruah, memperoleh rejeki yang banyak, tapi jika tertimpa musibah mereka pasti gelisah. Karena sudah menjadi tabiat jiwa pasti takut kehilangan sesuatu yang ia miliki.

Iman adalah tempat bertumpu manusia yang dapat dipercaya, yang dapat dijadikan tempat berlindung jika kehidupan ditimpa badai dan dikelilingi kegelapan.

2. Kebahagiaan terdapat pada ketenangan jiwa. Diyakini bahwa ketenangan jiwa merupakan sumber utama yang dapat melahirkan kebahagiaan.

Selama di dunia, orang non Muslim disibukkan dengan keinginan dan tujuan yang beraneka ragam. Dia kebingungan, bagaimana dia harus menyinkronkan antara memenuhui keninginan hawa nafsunya dan mengikuti tuntutan masyarakat di sekitarnya. Sementara orang Mukmin terlepas dan terbebaskan dari semua itu, dan mengakumulasikan seluruh targetnya dalam satu target, yaitu untuk mendapatkan ridha Allah سبحانه وتعلى. Dia tidak peduli apakah manusia ridha atau murka. Yang penting Allah سبحانه وتعلىridha.

Tidak ada yang lebih lapang dari dada dan hati seorang Mukmin dan tidak ada yang lebih sempit dari dada seorang yang membangkang dan meragukan keberadaan Allah سبحانه وتعلى dan hari akhir.

"Barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta." (QS. Thaha: 22-23).

Dan di antara faktor utama yang bisa membuat seseorang kehilangan ketenangan jiwa (resah) adalah orang yang menyesali masa lalunya. Tidak mau menerima realita dan pesimis terhadap masa depan.

3. Kebahagiaan terdapat pada qanaah dan wara' Qanaah adalah sikap menerima apa adanya. Adapun wara' adalah sikap berhati-hati terhadap segala hal yang dilarang oleh Allah سبحانه وتعلى dan hal-hal yang tidak jelas halal haramnya (syubhat).

Orang-orang yang qanaah mau dengan lapang dada mengambil bagian terkecil dari kenikmatan yang diberikan kepada mereka untuk menyisakan bagian kepada orang lain, agar ikut merasakan kebahagiaan seperti yang mereka rasakan.

Sa'ad bin Abi Waqqash pernah berkata kepada anaknya, "Hai, Anakku! Jika kamu menginginkan kekayaan, maka carilah dengan qanaah. Jika kamu tidak memiliki sifat qanaah, kamu tidak akan pernah merasa kaya, meski sudah memiliki harta sebanyak apa pun."

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda,

مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِي سِرْبِهِ مُعَافًى فِي جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا

"Barangsiapa di antara kalian merasa hatinya tenteram, jasmaninya sehat, dan tercukupi kebutuhan sehari-harinya, maka seolah-olah dikumpulkan untuknya dunia dan seluruh isinya." (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah. Dinayatakan hasan oleh Al Albani).

Betapa bahagianya orang yang dikaruniakan nikmat oleh Allah سبحانه وتعلى sementara dia termasuk bagian dari orang-orang yang pandai mensyukuri nikmat.

4. Kabahagiaan ada pada kepandaian mensyukuri nikmat Sebagai salah satu bentuk kelalaian adalah jika kita baru merasakan nikmat Allah سبحانه وتعلى setelah nikmat tersebut lenyap dari hadapan kita, padahal kita tahu bahwa nikmat bisa kekal dengan cara disyukuri. Dan dia akan hilang dengan pengingkaran.



Allah سبحانه وتعل berfirman, artinya: "Dan (ingatlah), tatkala Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS. Ibrahim: 7).

Abu Hazim berkata, ”Setiap nikmat yang tidak membuat orang yang menerimanya lebih dekat kepada Allah, maka nikmat tersebut merupakan musibah."

5. Kebahagiaan ada pada rasa malu Malu adalah sikap menahan dan menghindarkan diri untuk melakukan semua hal yang tidak disukai Sang Khalik.

Rasa malu dapat memproteksi seseorang agar tidak terjerumus ke dalam lumpur dosa dan kemungkaran. Orang yang tidak mempunyai rasa malu tidak akan pernah melakukan bentuk kebaikan dan keutamaan apa pun.

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda,

الْحَيَاءُ مِنْ الْإِيمَانِ وَالْإِيمَانُ فِي الْجَنَّةِ وَالْبَذَاءُ مِنْ الْجَفَاءِ وَالْجَفَاءُ فِي النَّارِ

”Rasa malu itu bagian dari iman, sedangkan orang yang beriman dijamin masuk surga. Ucapan tidak sopan bagian dari bentuk perangai yang kasar, orang yang mempunyai perangai kasar tempatnya di neraka." (HR. Ahamad dan Tirmdzi).

Seorang bijak pernah berkata, “Barangsiapa yang mengenakan pakaian malu maka orang-orang tidak akan pernah melihat celanya.”

Wallahu Haadi li Ahsanil Akhlaaq (Al Fikrah)





BagaImana M'nyayanGi sese0rang....




1. Sayangi dia dengan hati, bukan dengan perasaan. Jika anda meletakkan sesuatu perhubungan berdasarkan perasaan, ianya akan gagal kerana perasaan sentiasa berubah dari masa ke semasa.

2. Sayangi dia seadanya. Di dunia terdapat hampir 6 billion manusia dengan 6 billion personaliti. Dia sememangnya seorang yang istimewa dan biarkan ianya kekal begitu. Jangan sesekali terfikir untuk mengubah apa-apa tentang dia kerana sekali anda mengubah, selamanya anda akan terus mengubah dirinya. Tentu anda masih ingat, anda terpikat padanya kerana dia adalah dia. Maka, tiada alasan untuk anda mengubah dia untuk menjadi seseorang yang lain.

3. Sayangi dia sepenuh hati. Sesungguhnya dia telah banyak bekorban untuk anda. Dengan kelebihan yang ada padanya, dia berpeluang untuk menjalin hubungan dengan seseorang yang lebih sempurna tapi demi cinta, dia telah memilih diri anda. Maka, jangan sesekali cuba untuk mempermain-mainkan keluhuran cintanya.

4. Hormati pendirian dan keputusan dia. Jangan anda merayu dan jangan mencipta alasan supaya dia menerima cinta anda kerana kelak, yang anda akan dapat darinya hanyalah cinta simpati dan bukannya cinta setulus hati.

5. Yakinkan diri anda akan keistimewaan dia. Dia adalah satu-satunya di dunia ini dan jangan mengharapkan kesempurnaan dari dia kerana dia telahpun cukup sempurna semenjak anda mula terpikat padanya.

6. Percaya akan dirinya. Sentiasa bersangka baik padanya jika kita juga mahukan sebegitu darinya. Pastikan anda akan sentiasa meletakkan diri anda di tempatnya sebelum melakukan apa-apa. Jika anda sendiri tidak dapat menerimanya, apatah lagi dia.

7. Jangan berjanji menyayangi dia untuk selama-lamanya kerana selama-lamanya bagi anda mungkin akan berakhir keesokkan harinya, tapi berjanjilah untuk menyayangi dirinya seolah-olah setiap hari itu adalah hari yang terakhir untuk anda berdua.

8. BERCINTA dengannya adalah seperti memberi hati anda kepadanya untuk dilukai tapi kepercayaan itu penting. Percayalah kepadanya, nescaya dia akan melindunginya sepenuh jiwa dan raga.

9. Jangan sesekali meninggalkan dia tanpa sebarang alasan. Dia bukan hanya akan setakat menangis kecewa dan kemudiannya meneruskan hidup seperti biasa, ketahuilah bahawa jiwanya akan mati secara perlahan.

10. Jangan cepat berbangga dengan diri anda, memenangi hatinya bukanlah satu kejayaan yang mutlak tetapi anugerah itu hanya layak anda perolehi setelah anda berjaya menyayanginya sehingga ke akhir hayat. Ketahuilah, dia memilih anda adalah kerana dia percaya bahawa anda adalah seorang yang jujur dan akan menepati janji. Anda telah bersusah payah dan berusaha sedaya upaya untuk memenangi cintanya, maka dengan itu haruslah juga anda berusaha untuk terus menyintai dirinya dengan apa jua keadaan sekalipun



MORAL OF THE STORY : Hargailah mereka yang menyayangi kita.

Ahad, 14 November 2010

Sahabat Menjadi Kekasih.....



Definasi "Sahabat" dan "Kekasih" terlalu jauh perbezaannya....

Ikatan persahabatan tidak akan terputus dan kekal selamanya walaupun berpisah jauh di bawa peredaran waktu tetapi ikatan kekasih kadang-kadang akan terputus pada bila-bila masa jika persefahaman sudah tidak berjalan seiring diantara dua pihak...

Tetapi apa kesudahan jika sebuah ikatan persahabatan bertukar menjadi ikatan kekasih...terlalu sukar untuk menghuraikan perasaan masing-masing,tetapi ianya juga sukar untuk menyalahkan mana-mana pihak kerana ianya berkait dengan hati dan perasaan..ianya lumrah kehidupan dan tiada siapa yang sempurna.

Mungkin kadang-kadang kita cuba mengelak sebaik mungkin supaya ikatan seorang sahabat tetap kekal sebagai sahabat tetapi kadang-kadang kita kena akur dengan perasaan kita sendiri...jangan terlalu ego,akibatnya kita sendiri yang merasa derita...belajar terima apa yang berlaku....

Tetapi peritnya,bila ikatan sahabat menjadi kekasih dan terputus nya hubungan itu,maka betapa pedihnya terasa teramat sangat kerana telah hilang seorang sahabat dan kekasih kepada kita....pasti kedua-dua pihak menderita sama-sama......

**HARGAILAH PERSAHABATAN KERANA JIKA IANYA HILANG IANYA AKAN MEMBAWA KEPADA KESUNYIAN***

ROH MENUJU KE 7 TEMPAT.



1. Roh para Nabi dan utusan menuju ke Syurga Adnin.

2. Roh para Ulama menuju ke Syurga Firdaus.

3. Roh mereka yang berbahagia menuju ke Syurga Illiyyiin.

4 Roh para Syuhada berterbangan seperti burung di syurga mengikut kehendak mereka.

5. Roh para mukmin yg berdosa akan tergantung di udara,tidak di bumi dan tidak di langit sampai hari kiamat.

6. Roh anak-anak orang yang beriman akan berada di gunung dari minyak misik.

7. Roh orang-orang kafir akan berada dalam Neraka Sijjin.Mereka diseksa berserta jasadnya hingga sampai hari kiamat.

SABDA RASULULLAH SAW:" 3 kelompok manusia yg akan dijabat tangannya oleh para malaikat pada hari mereka keluar dari kuburnya:

1. Orang yg mati syahid.

2. Orang-orang yg mengerjakan solat malam dalam bulan Ramadhan.

3. Orang yang berpuasa di Hari Arafah."

9 MIMPI RASULULLAH S.A.W.



Nabi Muhammad saw bersabda: "sesungguhnya aku telah mengalami mimpi-mimpi yang menakjubkan pada malam aku sebelum di israqkan...

1. Aku telah melihat seorang dari umatku telah didatangi malaikat maut dengan keadaan yang amat mengerunkan untuk mengambil nyawanya, maka malaikat itu terhalang perbuatannya itu disebabkan oleh KETAATAN DAN KEPATUHANNYA KEPADA KEDUA IBUBAPANYA.

2. Aku melihat seorang dari umatku telah disediakan azab kubur yang amat menyiksakan, maka ia telah diselamatkan oleh berkat WUDUKNYA YANG SEMPURNA,

3. Aku melihat seorang dari umatku sedang dikerumuni oleh syaitan-syaitan dan iblis-iblis laknatullah, maka ia diselamatkan dengan berkat ZIKIRNYA YANG TULUS IKHLAS kepada Allah S.W.T.

4. Aku melihat bagaimana umatku diseret dengan rantai yang diperbuat daripada api neraka jahanam yang dimasukkan dari mulut dan dikeluarkan rantai tersebut ke duburnya oleh malaikat Ahzab, tetapi SOLATNYA YANG KHUSYUK DAN TIDAK MENUNJUK-NUNJUK telah melepaskannya dari seksaan itu.

5. Aku melihat umatku ditimpa dahaga yang amat berat, setiap kali dia mendatangi satu telaga dari meminumnya, ketika itu datanglah pahala PUASA YANG IKHLAS KEPADA ALLAH S.W.T. memberi minum hingga ia rasa puas.

6. Aku melihat umatku cuba untuk mendekati kumpulan para nabi yang sedang duduk berkumpulan-kumpulan, setiap kali dia akan usir, maka menjelmalah MANDI JUNUB DENGAN RUKUN YANG SEMPURNANYA sambil memimpinnya ke kumpulan seraya duduk di sebelahku.

7. Aku melihat seorang dari umatku berada di dalam keadaan gelap gelita di sekelilingnya, sedangkan dia sendiri di dalam keadaan bingung, maka datanglah pahala HAJI DAN UMRAHNYA YANG IKHLAS KEPADA ALLAH S.W.T. lalu mengeluarkannya dari kegelapan kepada tempat yang terang menerang.

8. Aku melihat umatku cuba berbicara dengan golongan orang mukmin tetapi mereka tidakpun membalas bicaranya, maka menjelmalah SIFAT SILATURRAHIMNYA DAN TIDAK SUKA BERMUSUH-MUSUHAN SESAMA UMATKU lalu menyeru kepada mereka agar menyambut bicaranya, lalu berbicara mereka dengannya.

9. Aku melihat umatku sedang menapis-napis percikan api ke mukanya, maka segeralah menjelma pahala SEDEKAH YANG IKHLAS KERANA ALLAH S.W.T. lalu menabir muka dan kepalanya dari bahaya api tersebut.

Bersabda Rasulullah s.a.w. , ertinya :
" SAMPAIKANLAH PESANANKU KEPADA UMATKU WALAUPUN DENGAN SEPOTONG AYAT "

KATA-KATA SEORANG YANG BIJAK PANDAI.



1. Siapa yg mengetahui kebodohan dirinya,ia pun tidak akan mengurusi kebodohan orang lain.

2. Siapa yg tidak memakai baju takwa, ia pun tidak boleh menutupi dirinya dengan sesuatu apa pun.

3. Siapa yg redha dengan rezeki Allah, ia pun tidak akan bersedih atas apa yg ada di tangan orang lain.

4. Siapa yg menghunus pedang kezaliman,ia akan terpotong dengannya.

5. Siapa yg menggali telaga utk menjerumuskan saudaranya,ia akan terjerumus di dalamnya.

6. Siapa yg menyingkap tabir orang lain,ia pun tersingkap auratnya.

7. Siapa yg melupakan kesalahan dirinya,ia akan menganggap besar kesalahan orang lain.

8. Siapa yg memaksa diri dalam berbagai urusan,ia bakal binasa.

9. Siapa yg mencukupkan diri dengan akalnya sendiri,ia bakal tergelincir.

10. Siapa yg menyombong diri terhadap orang lain,ia akan menjadi hina.

11. Siapa yg terlalu mendalami sesuatu pekerjaan,ia akan jemu.

12. Siapa yg terlalu membanggakan diri kepada orang lain,ia akan menjadi rendah.

13.Siapa yg membodohkan mereka,ia akan dimaki.

14. Siapa yg bergaul dengan orang2 yg rendah ia akan menjadi hina.

15. Siapa yg duduk dengan para Ulama,ia akan menjadi mulia.

16. Siapa yg memasuki tempat yg buruk,ia akan tertuduh.

17. Siapa yg meremehkan agama ia akan terperosok.

18. Siapa yg merampas harta orang lain,ia akan menjadi miskin.

19. Siapa yg mengharap akibat yg baik,ia akan bersabar.

20. Siapa yg tidak mengetahui tempat pijakan kakinya, ia bakal berjalan dalam penyesalan.

21. Siapa yg takut kepada Allah,ia akan beruntung.

22. Siapa yg tidak berpengalaman,ia akan mudah tertipu.

23. Siapa melawan orang yg benar,ia akan kalah.

24. Siapa yg menanggung apa yg tidak sanggup diperbuatnya, ia akan tidak berdaya.

25. Siapa yg mengetahui ajalnya,maka pendeklah harapannya.

26. Siapa yg mengandalkan kebodohan,ia akan meninggalkan jalan keadilan.

Dikatakan Orang Bahawa:

"Pajak orang Muslim adalah bayaran sewa rumahnya. Pembebasan dirinya adalah dengan melunasi hutangnya,Kehinaan dirinya adalah hutangnya dan siksa yg dirasakannya adalah keburukan periaku isterinya".

Musibah matinya hati



KEHADIRAN bulan Safar al-Khair mengimbau kembali kisah kegeringan Rasulullah SAW sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir pada 12 Rabiulawal. Jika Rasulullah SAW itu adalah kekasih dan keutamaan kita, maka sudah tentu saat-saat yang memilukan itu menarik perhatian dan perasaan kita.

Sesungguhnya kewafatan Rasulullah SAW adalah musibah terbesar bagi umat Islam sehingga terdapat ulama yang menulis buku khusus mengenai musibah kewafatan Rasulullah. Setelah kewafatan Baginda, ada yang masih lemah imannya menjadi murtad, tidak mahu menunaikan zakat dan berpecah belah. Sesungguhnya inilah musibah terbesar yang pernah menimpa sahabat-sahabat Baginda. Hanya kekentalan iman menjadi penyelamat ketika itu.

Hari ini, umat Islam ditimpa musibah yang tidak kurang besarnya iaitu matinya hati. Pelbagai peringatan yang diberikan tetapi bak mencurah air di daun keladi. Inilah penyakit hati yang dikhuatiri oleh Rasulullah akan berlaku ke atas umatnya. Inilah kematian yang paling sukar untuk dipastikan kerana tidak ditandai dengan kain kapan putih ataupun batu nisan.

Apa pun, selaku insan yang sentiasa menginsafi diri, kita masih boleh menghisab diri, apakah musibah ini telah mengenai diri kita atau kita termasuk di kalangan mereka yang terselamat. Terdapat tiga tanda yang digariskan oleh ulama iaitu, tidak merasa sedih apabila tidak berkesempatan melakukan amal ketaatan, tidak menyesal apabila terlanjur melakukan dosa dan suka bersahabat dengan orang-orang yang lalai dan telah mati hatinya. Inilah alamat ringkas yang diletakkan oleh Syeikh Ibnu ‘Atoillah dalam kalam hikmahnya.

Maka dapat difahami bahawa keriangan dan kegembiraan seseorang kerana ketaatan yang dilakukannya dan kesedihan seseorang disebabkan maksiat yang dilakukannya merupakan tanda hidupnya hati seseorang. Rasulullah SAW telah bersabda:

“Sesiapa yang digembirakan oleh kebaikannya dan disedihkan oleh kejahatannya, maka dia adalah orang mukmin.” (riwayat Imam Ahmad, Tirmizi dan al-Hakim)

Namun, ini bukanlah kegembiraan yang bercampur dengan perasaan ‘ujub. Orang yang bersifat ‘ujub hanya memandang kepada daya dan kekuatannya dan lupa tentang anugerah Allah dalam mengurniakan taufik dan hidayah kepadanya. Hendaklah kita menjauhi sifat ‘ujub kerana ia boleh menghapuskan pahala amal-amal yang dilakukan. Begitu juga perasaan riak.

Amal kebaikan merupakan tanda keredaan Allah dan keredaan-Nya membawa kepada kegembiraan. Manakala amal kejahatan merupakan tanda kemurkaan Allah dan kemurkaan-Nya membawa kepada kesedihan. Sesiapa yang diredai oleh Allah, maka Allah mengizinkannya untuk melakukan amal soleh. Sesiapa yang dimurkai oleh Allah, maka Allah meninggalkannya dan membiarkannya berada dalam kelalaian dan kehinaan.

Abdullah ibn Mas’ud RA berkata:

“Orang mukmin melihat dosa-dosanya seolah-olah dia sedang berada di kaki gunung; dia takut kalau gunung itu akan menghempapnya. Manakala ahli maksiat melihat dosanya hanya seperti seekor lalat yang hinggap di hidungnya maka mudah untuk menghalaunya.”

Namun demikian, tidak sepatutnya pula seseorang hamba yang apabila telah melakukan dosa, dikalahkan oleh kesalahan yang dilakukannya. Dikalahkan dalam bentuk bersikap pesimis, tidak lagi mengharap keampunan Tuhannya dan berprasangka buruk terhadap Tuhannya. Bagi orang yang benar-benar beriman dan hidup hatinya, rasa khawf dan raja‘ (takut dan harap kepada Allah) mesti ada pada dirinya. Allah telah menyifatkan para nabi dan rasul-Nya serta pengikut mereka dari kalangan kaum mukminin yang solehin dengan kedua-dua sifat ini, sebagaimana firman-Nya dalam surah al-Israa’ ayat 57.

“Orang yang mereka seru itu, masing-masing mencari jalan kepada Tuhannya, siapakah yang lebih dekat serta mereka mengharapkan rahmat-Nya dan gerun takut akan azab-Nya; sesungguhnya azab Tuhanmu itu, adalah ditakuti.”

Syeikh Ibnu ‘Atoillah RA menyatakan dalam Hikamnya: “Janganlah kerana besarnya dosa di sisi kamu, menghalang kamu daripada berprasangka baik dengan Allah kerana orang yang telah kenal Tuhannya, nescaya akan menganggap dosanya kecil di sisi kemurahan Allah yang luas.”

Manakala sebab yang membawa kepada matinya hati ialah :

1. Cintakan dunia
2. Lalai daripada mengingati Allah
3. Menggunakan anggota untuk melakukan maksiat.

Di antara perosak yang terbesar ialah kasih terhadap dunia, berkeinginan kepadanya, sangat tamak terhadapnya, berminat dengannya, kasihkan pangkat dan harta dunia dan tamak terhadap keduanya, kikir dan bakhil dengan harta dunia. Firman Allah dalam surah Hud ayat 15-16.

“Sesiapa yang berkehendakkan kehidupan dunia dan perhiasannya, maka Kami penuhi usaha mereka di dunia, dan mereka tidak dikurangkan daripadanya. Mereka tidak beroleh di akhirat kelak selain daripada neraka, dan gugurlah apa yang mereka lakukan di dunia, dan batallah apa yang mereka telah kerjakan.”

Kecintaan kepada dunia adalah kepala segala kejahatan. Ia akan menghalang seseorang daripada melakukan kebaikan akibat hati yang telah digelapi oleh perkara-perkara keduniaan. Justeru, Syeikh Ibnu ‘Atoillah menyatakan

“Bagaimana hati dapat bercahaya, sedangkan gambaran-gambaran alam maya termeteri di cermin hati?”

Allah SWT menjadikan hati manusia itu seperti cermin yang memaparkan dan memantulkan imej setiap benda yang dihadapkan kepadanya. Cermin itu pula hanya mempunyai satu muka. Apabila Allah SWT hendak memberikan inayah-Nya kepada seseorang hamba, maka Dia menyibukkan fikiran hamba tersebut dengan cahaya-cahaya-Nya dan pelbagai kebaikan dan Dia tidak membelenggu atau menambat hati hamba tersebut dengan suatu perkara dari alam yang gelap dan khayalan yang meragukan. Maka terpaparlah di cermin hatinya cahaya-cahaya iman dan ihsan, dan terpancarlah padanya cahaya tauhid dan makrifah.

Begitulah sebaliknya, jika Allah mahu membiarkan seseorang hamba (mengeluarkannya daripada inayah-Nya) dengan keadilan dan kebijaksanaan-Nya, maka Dia akan menyibukkan pemikiran hamba tersebut dengan kegelapan dunia dan syahwat. Maka kegelapan dunia ini akan terpapar di cermin hatinya. Lalu hatinya akan terhijab daripada sinar makrifah dan cahaya keimanan.

Semakin banyak gambaran dunia bertindih-tindih di cermin hatinya, maka semakin pudar cahayanya dan semakin tebal hijabnya. Maka dia tidak akan dapat melihat melainkan apa yang zahir sahaja dan dia tidak dapat berfikir melainkan perkara lahiriah sahaja.

Ada di antara hijabnya sangat dahsyat hingga menutup seluruh hati dan seluruh cahaya terpadam hingga dia menafikan terus kewujudan cahaya dari asalnya. Semoga dilindungi oleh Allah.

Ada di antaranya pula, hanya sedikit karatnya dan nipis hijabnya, maka dia mengakui kewujudan cahaya tersebut tetapi tidak dapat melihatnya. Ini ialah makam (kedudukan) kaum Muslimin awam.

Dalam hadis Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya hati itu akan berkarat sepertimana karatnya besi, dan sesungguhnya iman itu akan lusuh seperti lusuhnya baju yang baru.”

Namun dalam hadis yang lain, Rasulullah SAW bersabda:

“Setiap sesuatu itu ada penggilapnya dan penggilap hati ialah zikrullah.”

Sabda Rasulullah SAW juga:

“Sesungguhnya seseorang hamba itu apabila melakukan kesalahan, digores di dalam hatinya dengan bintik hitam. Sekiranya dia menanggalkannya dan memohon keampunan, maka ia akan berkilau. Sekiranya dia kembali melakukan kesalahan, ditambah pada hatinya bintik hitam tersebut sehingga menyelubungi hatinya.”

Maka itulah selaput kegelapan yang telah difirmankan oleh Allah dalam surah al-Mutoffifin ayat 14.

“Sekali-kali tidak! Bahkan mata hati mereka telah diselaputi kekotoran (dosa), dengan sebab apa yang mereka kerjakan.”

Cahaya iman dan ihsan

Ketahui bahawa hati itu hanya mempunyai satu wajah, apabila kamu hadapkan cahaya kepadanya maka ia akan bersinar, dan apabila kamu hadapkan kegelapan kepadanya maka ia akan menggelap, kegelapan dan cahaya itu tidak pernah bersatu, maka fahamilah pula kata-kata Syeikh Ibnu ‘Atoillah yang menyebut:

“Bagaimanakah hati itu boleh bersinar dengan cahaya iman dan ihsan, sedangkan gambaran alam dan dunia yang gelap terpapar di cermin hati?”

Sesungguhnya dua perkara yang berlawanan tidak mungkin akan bersatu sebagaimana firman Allah SWT pada surah al Ahzaab ayat 4.

“Allah tidak menjadikan seorang lelaki mempunyai dua hati dalam rongga dadanya…”

Sedarlah wahai insan! Kamu tidak memiliki dua hati tetapi hanya satu. Apabila kamu hadapkan hati kamu itu kepada makhluk dan dunia ini, maka ia akan membelakangkan Allah. Apabila kamu hadapkannya kepada Allah, maka ia akan membelakangkan makhluk dan kamu akan mampu berjalan kepada Allah. Selama kamu tertambat dengan syahwat dan keduniaan kamu di dalam alam ini, maka kamu tidak akan mungkin dapat berjalan kepada Tuhan kamu, tidak juga kepada apa yang diisyaratkan oleh Syeikh Ibnu ‘Atoillah al Sakandari RA.

Selama hati masih tertawan atau terpenjara di dalam penjara kecenderungan atau keinginan kepada sesuatu yang akan binasa, dia masih terikat dengannya. Orang yang mempunyai hati sedemikian, tidak akan dapat berjalan menuju kepada keredaan Allah. Bahkan, tidak akan terpancar ke atasnya cahaya makrifat. Keterikatan hatinya dengan syahwat merupakan penghalang yang akan menegah dan menghalangnya daripada menuju kepada Allah disebabkan kesibukan dan keasyikannya dengan perkara-perkara yang memalingkannya daripada berjalan menuju kepada Allah.

Sekalipun tidak dinafikan dia mungkin dapat berjalan bersama nafsu syahwatnya, nafsunya akan melemahkan dan menghalangnya daripada dapat berjalan dengan cepat kerana kecenderungannya terhadap nafsu syahwatnya. Sekalipun dia mungkin dapat berjalan dengan cepat, dia tetap tidak akan aman daripada perkara-perkara yang akan menggelincirkannya kerana keseronokan dan kesenangannya dengan syahwat tersebut.

Sebab itu, para pembesar Sufi meninggalkan kelazatannya, sehingga berkata sebahagian daripada mereka: “Sengatan tebuan atas badan yang luka itu lebih ringan daripada sengatan syahwat atas hati orang yang sedang bertawajjuh kepada Allah.” (Ibnu ‘Ajibah, Iqaz al-Himam, H: 44)

Justeru, wahai saudaraku! Putuskanlah dan lepaskanlah dirimu dari perkara yang menghalang perjalanan kamu. Berjalan dan berhijrahlah kamu kerana hijrah adalah merupakan sunnah Rasulullah SAW. Semenjak Nabi SAW berhijrah, Baginda SAW tidak pernah menikmati masa untuk berehat melainkan di dalam musafir untuk berjihad sehingga Allah membuka sebuah negara untuknya.

Begitu juga para sahabat, hanya segelintir sahaja daripada mereka yang tinggal tetap di negara mereka sehingga dengan tangan-tangan mereka Allah membuka negara-negara yang lain dan memberikan petunjuk kepada hamba-hamba Allah yang lain. Semoga Allah memanfaatkan kita dengan keberkatan mereka, Amin.

Hidupkanlah hati kita dengan meninggalkan terlebih dahulu perkara-perkara yang boleh menggelapkan dan mematikan hati. Selanjutnya sinarilah ia dengan cahaya-cahaya ketaatan dan keikhlasan. Sesungguhnya hati yang hidup akan sentiasa mendorong pemiliknya melakukan amal dan ketaatan dan meninggalkan dosa dan kejahatan dengan hati yang gembira tanpa rasa penat dan payah. Wallahu a’lam.

JGN LETIH BERBUAT KEBAIKAN!

Jika kita memberi kebaikan kepada seseorang, kebaikan itu akan dibalas walaupun yang membalasnya bukan orang yang kita berikan kebaikan itu. Hakikat ini mengingatkan saya kepada satu perbualan yang berlaku sewaktu saya mengendalikan program latihan beberapa tahun lalu di sebuah organisasi.

"Saya tidak mempunyai apa-apa harapan lagi pada organisasi ini," kata seorang kakak berterus-terang.
"Mengapa?" balas saya.
"Organisasi ini dipenuhi oleh kaki bodek dan kaki ampu. Saya terseksa bekerja secara ikhlas di sini. Tidak pernah dihargai, tidak ada ganjaran yang wajar. Saya bukannya orang yang bermuka-muka. Tak pandai saya nak ampu-ampu orang atas, Fokus saya kepada kerja sahaja."

Kakak itu sebenarnya adalah peserta program yang paling senior. Telah berpuluh tahun bekerja dalam organisasi tersebut. Itu adalah kali terakhir dia mengikuti program latihan. Enam bulan lagi dia akan bersara. Kesempatan yang diberikan kepadanya dalam sesi memperkenalkan diri itu telah digunakannya sepenuhnya untuk meluahkan rasa kecewa dan marahnya sepanjang berkhidmat di situ. Sungguh, dia kecewa sekali. Siapa tidak marah, jika bekerja secara ikhlas dan gigih tetapi tidak pernah dinaikkan pangkat atau mendapat kenaikan gaji?

Sewaktu rehat, sambil minum-minum dan berbual santai saya bertanya kepadanya, "kakak punya berapa orang anak?"
Sengaja saya bertanya soal-soal "di luar kotak" agar ketegangan dalam sesi sebelumnya dapat diredakan.
"Oh ramai encik…"
"Bagaimana dengan anak-anak kakak?"

Wah, saya lihat dia begitu ceria apabila mula menceritakan tentang anak-anaknya. Boleh dikatakan semua anak-anaknya berjaya dalam profesion masing-masing. Ada yang menjadi doktor, jurutera, pensyarah dan sebagainya. Malah seorang anaknya telah menjadi hafiz.
"Kakak, boleh saya bertanya?"
"Tanyalah encik…" ujar kakak itu sambil tersenyum. Mendung di wajahnya sudah berlalu. Dia begitu teruja bila bercerita tentang anak-anaknya. Memang, semua anak-anaknya menjadi.

"Jika kakak diberi pilihan, antara anak-anak yang "menjadi" dengan naik gaji, mana yang kakak pilih?"
Belum sempat dia menjawab, saya bertanya lagi, "antara kakak naik pangkat dengan anak-anak berjaya dalam karier mereka, mana yang kakak pilih?"

Dengan cepat kakak itu menjawab, "hati ibu encik… tentulah saya pilih anak-anak saya menjadi walaupun tidak naik gaji atau dapat pangkat. Anak-anak adalah harta kita yang paling berharga!"

Saya tersenyum. Hati ibu, begitulah semestinya.
"Kakak, sebenarnya keikhlasan dan kegigihan kakak bekerja dalam organisasi ini telah mendapat ganjaran…" kata saya perlahan. Hampir berbisik.
"Maksud encik?"
"Allah telah membalas dengan ganjaran yang lebih baik dan lebih kakak lebih sukai. Bila kakak ikhlas bekerja dalam organisasi ini, Allah berikan kepada kakak anak-anak yang menjadi."
"Tidak pernah saya terfikir begitu encik…"

"Allah Maha Berkuasa. Ada kalanya takdir dan perbuatan-Nya terlalu misteri dan rahsia untuk dijangkau oleh pemikiran kita. Tetapi yakinlah what you give, you get back. Itu hukum sunatullah dalam hubungan sesama manusia. Kebaikan yang kita buat akan kembali kepada kita. Yakinlah."
"Walaupun bukan daripada seseorang atau sesuatu pihak yang kita berikan kebaikan itu?"
"Maksud kakak?"

"Macam ni, saya buat kebaikan kepada organisasi tempat saya bekerja, tapi Allah berikan kebaikan kepada keluarga. Pembalasan Allah bukan di tempat saya bekerja, sebaliknya diberikan dalam keluarga saya. Begitukah encik?"
"Itulah yang saya katakan tadi, takdir Allah kekadang terlalu misteri. Tetapi ketetapannya mutlak dan muktamad, siapa yang memberi kebaikan akan dibalas dengan kebaikan. Dalam istilah biasa itu dipanggil golden rule!"

Kakak itu termenung. Mungkin memikirkan pertalian dan kaitan antara apa yang berlaku dalam organisasi dengan familinya.
"Metafora atau analoginya begini. Katalah kita sedang memandu di satu jalan yang mempunyai dua atau tiga lorong. Penuh sesak. Tiba-tiba sebuah kereta yang tersalah lorong di sebelah memberi isyarat untuk masuk ke lorong kita. Kerana simpati melihat dia terkial-kial memberi isyarat, kita pun beralah, lalu memberi laluan untuk kereta itu masuk di hadapan kita…"

Saya berhenti seketika mengambil nafas sambil mencari reaksi. Saya lihat kakak itu mendengar penuh minat. Dia meneliti metafora yang saya sampaikan dengan begitu teliti.
"Kemudian kita terus memandu ke hadapan. Mungkin sejam kemudian atau setelah berpuluh-puluh kilometer, tiba-tiba kita pula yang tersalah lorong. Kita pula yang memberi lampu isyarat untuk masuk ke lorong sebelah. Soalnya logikkah kalau kita mengharapkan kereta yang kita bantu sebelumnya memberi laluan untuk kita?"

Kakak itu tersenyum dan berkata, "tak logik encik. Kereta yang kita bantu tadi entah ke mana perginya."
"Tapi ada tak kereta lain yang simpati dan memberi laluan untuk kita?'
"Pasti ada! Insya-Allah. "
"Ya, begitulah. Padahal kereta itu tidak pernah sekali pun kita tolong. Tetapi Allahlah yang menggerakkan hati pemandunya untuk memberi laluan kepada kita. Orang yang kita beri kebaikan, tidak ada di situ untuk membalas kebaikan kita… Tetapi Allah menggerakkan hati orang lain, yang tidak pernah merasa kebaikan kita untuk membalas kebaikan kita tadi."

"Subhanallah! "
"Begitu dalam litar di jalan raya dan begitu jualah litar dalam kehidupan manusia. Kita buat baik kepada A, tetapi kerap kali bukan A yang membalas kebaikan kita tetapi B atau C atau D atau lain-lainnya yang membalasnya. Inilah hakikat yang berlaku dalam kehidupan ini."
"Kita tidak boleh kecewa bila keikhlasan kita dipersiakan? " tanya kakak itu lagi. Lebih kepada satu respons minta diiyakan.

"Kakak, ikhlas sebenar tidak pinta dibalas. Tetapi Allah Maha Kaya dan Maha Pengasih, siapa yang ikhlas akan diberi ganjaran walaupun mereka tidak memintanya kerana setiap kebaikan itu akan dikembalikan kepada orang yang melakukannya. Ia umpama bola yang dibaling ke dinding, akan melantun semula kepada pembalingnya! "
"Selalunya saya dengar, orang ikhlas akan dibalas di akhirat."
"Itulah balasan yang lebih baik dan kekal. Tetapi saya katakan tadi, Allah Maha kaya, Allah mahu dan mampu membalas keikhlasan hamba-Nya di dunia lagi."

"Maksud encik?"
"Orang yang ikhlas akan diberi ketenangan dan kebahagiaan dalam hidup. Anak-anak yang soleh dan solehah. Isteri yang taat atau suami yang setia. Dan paling penting… hati yang sejahtera. Inilah kekayaan dan kelebihan yang lebih utama daripada pangkat, gaji dan jawatan."
"Jadi orang ikhlas akan terus ditindas, tidak dapat kenaikan pangkat atau gaji? Bukan apa, saya terfikir kenapa nasib kaki ampu dan kaki bodek lebih baik dalam organisasi. Mereka dapat naik pangkat!"

Giliran saya pula tersenyum.
"Tidak ada kebaikan yang akan kita dapat melalui jalan yang salah. Percayalah, kalau benar mereka kaki ampu dan bodek sahaja… pangkat yang mereka dapat akan menyebabkan mereka melarat. Gaji naik, tetapi ketenangan hati menurun. Ingat apa yang saya kata tadi, what you give you get back but more than that… Golden rule itu bukan untuk kebaikan sahaja, tetapi untuk kejahatan juga. Kalau kita berikan kejahatan, kejahatan itu akan kembali semula kepada kita. Kaki ampu, mungkin akan dapat anak yang pandai bermuka-muka. Kaki bodek mungkin dibalas dengan isteri yang berpura-pura! " terang saya panjang lebar.

"Jadi apa yang harus saya lakukan dengan baki masa perkhidmatan yang tinggal tidak beberapa bulan lagi ni?"
"Bekerjalah dengan gigih. Walaupun mungkin bos tidak melihatnya, tetapi Allah Maha Melihat. Bekerja itu satu ibadah. God is our "ceo", kata orang sekarang. Insya-Allah, satu hari nanti manusia juga akan diperlihatkan oleh Allah tentang keikhlasan manusia yang lain. Jangan berhenti memberi kebaikan hanya kerana tidak dapat penghargaan…"
"Maksud encik?"

"Jangan mengharap terima kasih daripada manusia atas kebaikan yang kita buat kepadanya."
"Kenapa?"
"Kita akan sakit jiwa!"
"Kenapa?"
"Kerana umumnya manusia tidak pandai berterima kasih. Lihatlah, kalau kepada Allah yang Maha Memberi pun manusia tidak pandai bersyukur dan berterima kasih, apalagi kepada manusia yang pemberiannya terbatas dan berkala. Sedikit sekali daripada manusia yang bersyukur," balas saya mengulangi apa yang maktub dalam Al Quran.

"Tetapi Allah tidak berhenti memberi… " kata kakak itu perlahan.
"Walaupun manusia tidak berterima kasih kepada-Nya. Sekalipun kepada yang derhaka dan kafir, tetapi Allah terus memberi… Justeru siapa kita yang tergamak berhenti memberi hanya kerana tidak mendapat penghargaan dan ucapan terima kasih?"
"Ah, kita terlalu ego…"

Dan itulah kesimpulan perbualan yang saya kira sangat bermakna dan besar impaknya dalam hidup saya. Saya terasa "diperingatkan" semasa memberi peringatan kerana pada hakikatnya saya juga tidak terlepas daripada lintasan hati oleh satu pertanyaan… orang ikhlas tertindas?
Sekadar perkongsian kepada sahabat2 semua..^_^. Sama-sama istiqamah dalam perjalanan kita mencari keredhaanNya.....

Ya Allah, Tuhan yang Maha Suci.
Sucikanlah hati dan langkah kami agar kami lurus,tulus dan telus melalui jalan Mujahadah ini...amen;
Persahabatan Yg Sejati Akan Membawa Kpd Kerinduan Yg Abadi, Org Yg Rugi Ialah Org yG Tidak Memperolehi Sahabat & Yg Paling Rugi Ialah Dtinggalkan Sahabat. Sesungguhnya Persahabatan Itu Lebih Unggul Drpd Percintaan, Tanpa Persahabatan Percintaan Akan Berakhir, Tetapi Tanpa Percintaan Sahabat Blh Kekal.


Oleh Itu Hargailah Persahabatan Yg Terjalin, Kerana Sahabat Mewakili Sesuatu Kekuatan. Sahabat Yg Paling Baik Adalah "DIRI" Kita Sendiri Yg Tahu Menilai Setiap Apa Yg Kita Lakukan. Hadiah Yg Paling Berharga Dlm Erti Kata Sahabat Yg Sebenar.


Bergaullah Dngn Manusia Sebaiknya Sehingga Kalau Kamu Mati Mereka Tanggisi Dan Kalau Hidup Mereka Selalu Merindu.......


Yg Indah Itu Pertemuan..... Yg Manis Itu Kemesraan..... Yg Pahit Itu Perpisahan.... Yg Tinggal Hanya Kenangan.....